Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Abah Taufiq Ismail

25 Juni 2023   13:21 Diperbarui: 25 Juni 2023   13:30 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada Abah Taufiq Ismail

Kubaca puisimu sejak lama, bah

Namun nyatanya belum banyak yang berubah

Bertahun-tahun kau tulis puisi, menegakkan kebenaran

Pada akhirnya, akankah ia didengarkan?

Pada malam-malam sunyi kau dendangkan doa

Kau suarakan mereka yang tertindas, kau lemparkan segunung fakta

Namun adakah mereka menerima?

Ucapmu, negara kita kolusi dan nepotisme nomor satu

Ah, duhai engkau benar, dan puisimu selamanya benar

Namun abah, kemanusiaan telah lama mati

Ia dikubur sebelum negara ini berdikari

Dan kini di zaman politisasi

Baliho-baliho calon penguasa timbul seperti jamur

Dibawahnya para pengemis berteduh

Kemudian berkata 'duhai, seandainya biaya baliho ini untukku, takkan mungkin aku kelaparan'

Dibawah baliho itu kami memandang Indonesia sembari bertanya; akankah penguasa ini membawa sejahtera?

Abahku, Taufiq Ismail

Kau tulis puisi tentang betapa malunya engkau menjadi orang Indonesia

Kau rangkai kata penjabaran tentang boroknya negara kita

Tentang tipu menipu yang nomor satu

Tentang akhlak kita yang roboh

Tentang hukum kita yang tidak tegak berdiri

Tentang kita yang curiga kepada tetangga

Sebab aku dan dirimu sama, sesak dengan tipu daya

Ke media sosial ku cari berita, dengan bandar slot kepergok aku

Ke depan rumah aku berjalan, dengan penjudi diajak aku

Ke kampus aku menuntut ilmu, dengan pungli ditikam aku

Kini pun aku malu seperti dirimu

Ah duhai abah, betapa kini kami semakin sesak dengan tipu menipu

Dan engkau benar, tipu menipu kita memang masih menjadi nomor satu

Selamat ulang tahun sastrawan terkemuka tanah air yang aku banggakan, namamu akan membumbung tinggi dalam sastra. Dan engkau akan abadi selamanya didalam puisi. Salamku kepadamu abah Taufiq Ismail, kami mencintaimu selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun