Kukatakan pada alam semesta bahwa cinta kita mestilah amerta
Namun apalah arti amerta kalau kita tidak bersama?
Pada akhir senja, yang kulihat hanyalah bayanganmu
Diatas kuda pangeran lain, kau tinggalkan aku
Tidak pantaskah aku yang menjadi pangeranmu?
Tuan puteri, tidak pantaskah aku yang menjadi pangeranmu?
Padahal aku juga ingin memegang tanganmu, menciumnya, lalu membawamu pada istana yang akan menjadi kita
Padahal aku juga mau membelai rambutmu, menjagamu dari dingin yang mendekat
Menjagamu dari dunia kelam nan pekat
Tapi duhai dirimu, seperti merpati putih yang tiada berhenti terbang
Selalu mendarat pada dahan yang salah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!