Namun jika opini saya tersebut salah, apakah nanti umat manusia tidak tahu apa itu buku fisik? Tidak tahu cara membuka halaman kertas? Tangan tremor karena buku terlalu berat? Asing dengan aroma buku  sampai menganggap bibliosmia itu adalah bangkai? Hal yang hanya bisa dicegah oleh toko buku itu sendiri.
Pada akhirnya kendati manusia terlalu banyak mengkonsumsi berita setiap hari, dengan jutaan informasi dan validasi afeksi yang bertebaran di media sosial; buku tetap menjadi kebutuhan kognisi alami umat manusia, sebuah sumber ilmu pengetahuan yang terabadikan dari masa ke masa. Dan jika kepustakaan kita runtuh, maka kita akan kembali ke zaman peradaban, tempat dimana manusia ditentukan oleh kekuatan dan sekali lagi filsafat mesti ditemukan.
Baca Juga: Dari Gajah di Sleding Garuda Sampai Hilangnya Sakralitas Sepakbola
Baca Juga: Bisakah Kita Menikahi Jin dan Bersetubuh Dengannya?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H