Review Buku Layla Majnun Karya Syekh Nizami: Sejauh Mana Manusia Bisa Waras Dalam Cinta?
Saya rasa hampir masyarakat Indonesia pernah mendengar tentang kisah Layla Majnun karena keepikan cerita yang dibawanya, bahkan tak ayal konon Layla Majnun karya Syeikh Nizami inilah yang membuat William Shakspeare terinspirasi untuk menciptakan kisah serupa; Romeo dan Juliet, yang juga maha karya dalam bidang seni sastra.
Namun pertanyaannya apakah kisah Layla Majnun memang seepik itu? Atau mungkin kitalah yang terlalu hiperbolis dalam menyampaikan ceritanya sehingga buku tersebut meledak di pasaran? Pertanyaan ini tentu penting untuk kita tanyakan karena kita akan terjun kedalam salah satu buku fenomenal di dunia sastra yang bahkan dibaca dan menjadi rujukan juga oleh sastrawan besar, Jalaludin Rumi.
Baca Juga:Â Review Buku Kedai 1001 Mimpi Karya Valiant Budi: Apa Yang Kau Cari Ke Arab Saudi?
Novel Layla Majnun pun menjadi kajian dalam banyak tongkrongan dan diskusi, bahkan salah satu tokoh filsafat terkemuka di Indonesia, Fahrudin Faiz. Pernah membahas bagaimana kisah cinta Layla dan Majnun dalam salah satu kajian filsafat dan tasawufnya, yang mana kajian itu bisa anda temukan pada salah satu channel Youtube sekarang.
Dan kali ini, saya sendiri akan mencoba me-review buku Layla Majnun karya Syeikh Nizami dan sedikit menyelami inti cerita yang dibawakannya. Saya berharap dalam penyampaiannya tidak terlalu spoiler dalam cerita dan tidak mengganggu anda yang mungkin belum membaca bukunya.
Berbicara tentang Layla Majnun maka berbicara tentang cinta dan hakikatnya, bahkan kontemplasi buku ini dengan kitab Fihi Ma Fihi karya Jalaludin Rumi membuat mereka menjadi kesatuan untuk menyelam kedalam lautan cinta itu sendiri. Adapun saya akan sedikit mengisahkan tentang buku ini karena akan berpengaruh pada penjelasan saya pada tulisan ini nanti....
Baca Juga:Â Review Buku Animal Farm Karya George Orwell: Seberapa 'Babi' Pemerintah Kita?
Kisah Layla Majnun dimulai dengan Syed Omri yang merupakan ketua dari kabilahnya, yang kemahsyurannya diketahui oleh para kabilah-kabilah Arab yang lain. Syed Omri sendiri diibaratkan bintang kejora diantara bintang yang lainya, sebab dialah yang paling terang dibandingkan dengan bintang yang lainnya, paling dikagumi, paling mahsyur, paling disegani.