Puisi: Ingatkah Saat Engkau Menjadi Guru Dikelas Waktu Itu?
Kau mungkin terlalu menggurui
Menyuruhku mengahafal alfabet dan tata cara untuk beribadah
Padahal ibadahku adalah mencintaimu
Dan dosaku adalah menyakiti hatimu
Namun aku tidak sebodoh itu
Dan pelajaran-pelajaran yang kau beri, sebagian kumasukkan kedalam keranjang hati
Sebagian lagi aku buang, agar lebih banyak ruang untuk dirimu kupahami
Maka dari itu aturannya itu kita perjelas saja,
Agar atma-mu tidak susah payah untuk menerka,
Jangan ajarkan aku untuk berenang, bila telah kutemukan samudera dalam bohlam matamu
Jangan ajarkan aku untuk menari, bila telah kutemukan musik dalam jiwamu
Jangan pernah ajarkan aku untuk menjadi muridmu
Sebab dalam cinta, aku akan selamanya menjadi budakmu
Ditulis 16 Mei 2022 diantara tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Tapi tugas adalah urusan nanti, sebab urusan pagi adalah berpuisi.
Puisi Sebelumnya :Â Sebab Puisi Berarti Abadi
Puisi Sebelumnya :Â Ingatkah Saat Aku Menjadi Nyamuk Malam Itu?
Puisi Sebelumnya :Â Seperti Kopi Yang Terdiskriminasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H