Saya sangat menyayangkan kenapa Nikita Mirzani menyebut Habieb Rizieq Syihab sebagai seorang tukang obat, juga menyayangkan kenapa ulama sekaliber Maher suka menyebut kata-kata kasar dan semakin memperkeruh suasana. Saya pribadi jika disuruh memilih, masih  ragu apakah FPI harus dihapus atau tidak, karena di zaman yang penuh fitnah ini, serigala bisa jadi domba dan domba bisa jadi serigala.
Terkait dengan pertanyaan apakah negara bisa hancur karena lonte, jawabannya adalah: kenapa  tidak?
Pada kenyataannya lonte merusak tatanan manusia dan norma yang ada pada masyarakat. Pada skala kecil, kita bisa melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa tingkah laku masyarakat kita kepada lonte adalah penolakan karena merusak aturan yang ada.
Sementara di Amerika sendiri yang kita ketahui dimana letak pergaulan bebas beredar. Perempuan disana bahkan tidak ada yang mau dipanggil bitch walau mereka pernah melakukannya. Dari hal ini kita dapat mengambil asumsi bahwa lonte di skala yang kecil saja sudah merusak, apalagi jika pada skala yang lebih besar?
Saya percaya bahwa tidak satupun negara yang mau dipanggil negara lonte, atau bahasa kerennya; The Nation of Bitch. Negara punya marwah atau harga diri, dan lonte tentunya bukanlah suatu cara untuk mendapatkan harga diri. Â Â
Namun jika anda masih tidak percaya, anda bisa membuat negara sendiri dengan lonte-lonte sebagai penduduknya. Lagipula, sinetron sebelah masih membutuhkan materi untuk adegan liang lahadnya.
Sekian dari saya dan terima kasih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H