Dalam perbincangan saya di  Facebook pada  suatu forum, sebuah TS sedikit membakar amarah saya namun saya tidak bisa berkata apa-apa. TS itu sederhana:
*Belum Ada Negara Hancur Fara-Gara Lonte. Tapi Banyak Negara Hancur Karena "Agama"*
Tak bisakah kita menyadari bahwa hidup rukun berdampingan dalam perbedaan itu sangat indah dan sangat mahal harganya. Libya, Irak dan Suriah dulunya juga hidup normal seperti kita. Tidak ada yang menyangka jika semua kedamaian itu bisa berubah 180 derajat hanya gara-gara lengah membiarkan isu agama mengalir bergulir deras menghantam pilar-pilar negara. Negara-negara ini hancur bukan karena lonte.
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Indonesia beruntung punya Nikita Mirzani, perempuan pemberani yang tidak takut berjuang menghadang gerombolan pelacur politik dan pelacur agama yang mengganggu kedamaian tanah airnya. Sebab Nikita dan kita tak ingin Indonesia menjadi Suriah. Begitulah kura-kura.
*Negara2 Timur Tengah hancur karena salah memahami agama oleh orang2 yg mabuk agama, bukan karena salah memahami Lonte.*
Saya pun merenung sejenak, lalu berkomentar di kolom komentar "Kaum Sodom lonte nggak sih?" lalu dia menjawab "darimana datanya kalo Sodom banyak lonte?"
Aku tersenyum.
Jika saya mendengar curhatan orang pada TS itu, saya tidak bisa menyalahkan namun tidak  bisa juga membenarkan, sebab kalimat 'banyak negara hancur' tersebut memiliki sword moment dimana kalimat itu bisa menjadi bumerang balik bagi penggunanya.Â
Faktanya, jika kita menilik sejarah sejenak, kita akan menemukan bahwa banyak juga agama yang  menjadi faktor kebangkitan negara;  Madinah, Mekkah,  dan Turki, menjadi negara yang bangkit karena agama. Sementara di Indonesia pribadi, agama memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pada dasarnya, kehancuran mulai terjadi ketika agama dijadikan alat untuk oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bahkan sampai sekarang, ISIS masih menjadi kontroversi dimana kejadian 11 September yang melahirkan paham Islamophobia masih diperdebatkan benar atau tidaknya dari pihak muslim sendiri atau rekayasa semata. Dan walau fakta mencatat bahwa itu bukan perbuatan islam, namun palu telah diketuk, dan fitnah telah terjadi.
Agama sendiri bagi Indonesia adalah hal yang sangat sensitif untuk dibahas, kita mungkin tidak akan lupa dimana Ahok didemo karena kasus penghinaan Al-Qur'an, atau peristiwa boikot Prancis yang terjadi belakangan ini. Semua terjadi karena perihal agama. Apalagi kasus Habieb Rizeq dan Nikita Mirzani yang sedang tenar, tiada lain tiada bukan adalah karena kasus dimana masyarakat Indonesia  terlalu mencintai habib dan ulama Indonesia (agama).