Â
[caption caption="Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi www.tempo.com"]
Â
Di dalam Psikologi, diantara sekian banyak atribut yang ada, dikenal istilah Adversity, yang biasanya dikaitkan atau diterjemahkan dengan kecerdasan ketahanmalangan atau kesanggupan seseorang dalam menghadapi tantangan dan situasi sulit.
Teori ini diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz dalam bukunya Adversity Quotient (AQ) atau Adversity Intellegence. Seseorang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mencapai kesuksesan dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.
Stoltz menganalogikan bahwa hidup kita ibarat sebuah pendakian, dan dalam menghadapinya individu terbagi dalam 3 kategori, yaitu Quitters, Champer dan Climber.
Â
[caption caption="Adversity Intellegence www.slideshare.net"]
Â
Quitters
Yaitu mereka yang menolak kesempatan, mengabaikan atau meninggalkan dorongan untuk mencapai kesuksesan yang mereka inginkan. Ciri utamanya, bekerja atau berbuat sekadar cukup untuk hidup, kurang bersemangat, tidak kreatif, mengeluh. Kosa kata yang muncul biasanya "tidak bisa", "tidak mau", "mustahil", dan sejenis.