Mohon tunggu...
Widyo
Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

ASN Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenristekdikti "Go Green" #2

19 September 2015   22:44 Diperbarui: 19 September 2015   22:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggapai Daya Saing Bangsa #2

Pada tulisan sebelumnya telah saya uraikan bahwa layakkah kemenristekdikti merasa sebagai pengemban amanah di posisi depan atau ujung tombak didalam meningkatkan daya saing bangsa? Di tengah beberapa kondisi. Pertama, urgensi penggabungan yang masih onzekerheid, alias tidak jelas, yang malah menimbulkan kegaduhan dalam diam. Memang forum rektor mengajukan rekomendasi, tetapi tuluskah mereka? Lagi pula mengapa mengambil contoh Jepang, Jerman, Perancis, dalam mengelola pendidikan? Bukankah kita lebih baik mencari acuan yang “dekat” dengan kita? Justru Malaysia (yang telah mempencundangi kita dalam banyak hal di bidang pendidikan), malah menggabungkan kementerian pengajaran dengan pengajian tinggi? Termasuk Thailand dan Singapura yang tetap mengelola semua jenjang pendidikan dalam satu atap.
Ah sudahlah.. dengan demikian, yang kedua (struktur metaforfosis) dan ketiga (politisasi dan nepotisme) tidak dibahas lagi.

Kembali ke pokok masalah, Daya Saing Bangsa.

World Economy Forum pada 2014-2015 menempatkan Indonesia di Rank 34 dalam Indeks Kompetisi Global (GCI). Walau tidak seheboh Monetary Policy Report dari FED yang hampir selalu membuat mriang menteri dan menko keuangan, indeks GCI ini menjadi acuan banyak negara dalam pembangunan ekonomi negaranya. Rank tinggi dinilai bermakna baik bagi masa depan ekonomi mereka sebagaimana perguruan tinggi memandang rank perguruan tinggi mereka di dunia.
Mengapa Kemenristekdikti merasa berhak dan merasa mendapat amanah menjadi pilar pendukung daya saing bangsa, karena diantara 12 pilar GCI, 2 diantaranya adalah kunci kinerja Kemenritekdikti, yaitu Higher Education Training dan Innovation. Karena itu kementerian ini menjadikan GCI ini sebagai kitab suci dalam menyusun struktur organisasi dan renstranya.
Di dalam renstra telah dicanangkan bahwa pendidikan tinggi dan inovasi Indonesia 5_10 tahun ke depan harus menjadi yang diperhitungkan di dunia (56 dan 26 besar dunia). Oleh karena itu elemen struktur kementerian dirancang sedemikian rupa untuk menyongsong amanah peningkatan daya saing. Inovasi dan SDM terampil menjadi ujung tombak yang disupport oleh riset dan pengembangan.

Lalu bagaimana kira-kira peluang keberhasilannya dengan kondisi kepemimpinan kementerian yang ada?..

Berlanjut..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun