Hari Pangan sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober diperingati di berbagai kota di Indonesia dan seluruh belahan dunia lainnya. Salah satu penyelenggara event hari pangan sedunia yang berada di Indonesia adalah kota kecil Salatiga yang berada di kaki-kaki gunung merbabu.
Peringatan hari pangan sedunia pada tahun 2019 ini mengangkat tema besar 'Our action are our future, healthy diets' atau aksi kita menentukan masa depan kita. Selain tema besar yang diangkat, hari pangan sedunia kali ini melambungkan tagar #zerohungerworld yang digemakan guna mengajak masyarakat dunia untuk menggapai tidak adanya kelaparan dibagian bumi manapun.
Tema besar dan tagar yang dikumandangkan tampak begitu visioner dan tegas dalam menghadapi permasalahan pangan dan rencana pangan untuk masa depan. Tema yang diangkat begitu persuasif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat yang kadang tidak menyadari akibat dari aksi mereka yang dapat berpengaruh pada ketahan pangan dan kehidupan anak cucu dalam masa kehidupan selanjutnya.
Namun agak disayangkan tema dan tagar yang begitu visioner dalam gerakan perubahan agaknya melempem ditengah masyarakat. Masih begitu banyak masyarakat yang tidak mengetahui mengenai hari pangan sedunia dan misi yang visioner dalam dunia pangan.
Tema yang tegas tak berkumandang senyaring seperti yang digadang-gadang. Tema dan tagar yang diangkat tidak sepenuhnya menyentuh kalangan masyarakat, bahkan saya sendiri sebagai penulis tidak akan mengetahui tema hari pangan sedunia tahun 2019 jika tidak harus membrowsingnya terlebih dahulu, ajakan-ajakan yang dilakukan dinas terkait masih sangat kurang, bagaimana dapat merealisasikan suatu visi tanpa diketahui sasaran yang akan menjadi penggerak visi tersebut?
Pada festival perayaan hari pangan sedunia yang diadakan di kampus 3 IAIN, Salatiga terdapat berbagai macam stand-stand yang berhubungan dengan dunia pertanian, ada juga berbagai macam bonsai yang ditampilkan pada festival tersebut dengan hiburan live music dari penyelenggara.
Ekspektasi saya saat menghadiri festival tersebut adalah mendapatkan wawasan menegenai tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan masyarakat umum dalam menjawab tema dan tagar yang digemakan. Namun realita dilapangan sangat jauh dari ekspektasi, tema dan tagar yang ditinggikan tak nampak sedikitpun dalam festival tersebut, edukasi pangan  yang saya harapkan sebagai masyarakat umum juga tidak saya dapatkan.
Sejauh berjalan menyusuri areal festival dengan berbagai macam stand dan lantunan musik yang ada tak juga ditemui. Hal yang menyorot mata adalah pameran bonsai, dalam benak bertanya 'apa hubungan bonsai dengan pangan? Apakah mereka menjalani hubungan yang tak saya ketaui?' pertanyaan itu terus muncul dengan menyambungkan pada tema HPS 2019.
Kebingungan ditambah dengan macam-macam stand yang ada, stand-stand yang dipertunjukkan terkesan hanya memamerkan hasil-hasil pertanian yang dapat mereka hasilkan, tak ada ajakan bagi pengunjung yang hadir untuk mempelajari hal-hal yang dapat dilakukan sebagai masyarakt umum guna menunjang pangan atau hal apa yang dapat mendukung pangan Indonesia pada khususnya, seperti permasalahan kebutuhan kedelai yang teramat tinggi pada masyarakat Indonesia.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut salah satu solusi yang diberikan adalah dengan subtitusi penggunaan kedelai dengan komoditas lain sehingga dapat mengurangi kebutuhan kedelai nasional dan dapat menurunkan angka impor kedelai.
Hal-hal sederhana seperti itu seharusnya dapat digumamkan pada masyarakat dengan terselenggaranya festival HPS yang dapat menjadi wadah atau jembatan dinas terkait dengan masyarakat sehingga terjalin komunikasi diantara keduanya dan dapat menunjang visi yang diangkat.
Alangkah baiknya jika visi dan tagar yang diangkat menjadi bahan untuk pembelajaan peserta ataupun masyarakat umum guna tercapainya #zerohungerworld dan juga menyadarkan masyarakan akan 'our action are our future'. Sedikit kritik dan saran semoga bermanfaat, maju pertanian maju Indonesia!!
-Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H