Kedua, membuat koridor hutan di Jawa yang menyambungkan antar kawasan hutan, hampir tidak mungkin dilakukan karena akan melintasi pemukiman, jalan raya, kawasan industri dan banyak infrastruktur lain. Kalaupun dilakukan, membutuhkan biaya sangat besar, dari pembebasan lahan, biaya penanaman dan perawatan, pengamanan kawasan agar tidak diganggu, monitoring untuk memastikan ekosistem terbentuk baik. Itu kalau lancar.Â
Ketiga, dari poin kedua, kalau muncul tentangan dengan membenturkan isu hutan yang isinya tumbuhan dan satwa liar dengan manusia beserta pemenuhan pangan, pemukiman, atau pembangunan, ya ribut terus. Manusia akan menuntut ketercukupan kebutuhan dan keinginannya, yang lalu mau mengorbankan hutan. itu pasti. Jajalen nek ra percaya.Â
Keempat, menyambungkan hutan dengan membuat koridor, apakah memiliki implikasi ekonomi signifikan, sementara cara paling mudah menumbuhkan ekonomi adalah membangun industri, yang tentu saja membutuhkan lahan. Padahal, lahan tersisa bisa jadi hutan itu sendiri; hutan konservasi/lindung dan hutan produksi. Pada titik ini, isu hutan beserta biodiversitasnya akan jelas tersingkir. Gema yang akan muncul dan paling mudah ditebak adalah; lebih penting mana antara manusia dengan satwa liar..??
Dan begitulah nasib hutan Jawa untuk 20 tahun ke depan. Masih jadi misteri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H