Mohon tunggu...
Mazaya Riskia Shabrina
Mazaya Riskia Shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Jurnalistik Semester 3, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang Mahasiswi Jurnalistik yang gemar menulis untuk menuangkan berbagai hal yang menurut saya menarik untuk diulas bersama. Selain menulis, saya juga menyukai public speaking sebagai modal utama untuk berani menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Unpaid Internship, Perbudakan Mahasiswa Era Modern?

22 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:47 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Unpaid Internship. (PEXELS/energepic.com)

Melihat banyaknya mahasiswa yang tidak merasa keberatan dengan adanya magang tidak berbayar membuat beberapa perusahaan besar dan menengah merekrut peserta magang untuk menambah tenaga kerja. 

Beberapa perusahaan besar yang sudah dikenal oleh masyarakat luas justru lebih sering menawarkan magang kepada mahasiswa tanpa insentif berupa dana, melainkan pengalaman dan relasi. Hal ini dinilai sebanding dengan pengalaman dan relasi yang didapatkan oleh mahasiswa itu sendiri meskipun bukan berupa dana.

Salah satu Staf dari PT Estetika Visual Nusantara, Rahmatul Hidayat mengemukakan bahwa perusahaan tempatnya bekerja saat ini beberapa kali menerima mahasiswa yang ingin bergabung untuk menambah pengalaman dengan memberikan insentif berupa dana sesuai tugas yang dikerjakan. Ia beranggapan bahwa mahasiswa yang bergabung bukan hanya sekedar mencari pengalaman dan relasi, melainkan untuk menambah uang saku.

“Sebenarnya balik lagi ke perusahaan, kalau di tempat saya kebetulan mahasiswa yang bergabung diberikan uang karena mereka membantu pekerjaan kita yang kebetulan suka kekurangan orang untuk pengoperasian kamera dan proses editing. Kalau di media-media besar itu memang hanya 1 atau 2 orang saja yang diberikan uang dari magang tapi dia benar-benar dapat pengalaman, contohnya dari pengoperasian alat-alat mahal yang tidak mungkin ada di perusahaan start up dan relasinya juga pasti besar,” tutur Rahmat ketika dimintai keterangan via WhatsApp pada Senin (19/12).

Meskipun mahasiswa sendiri tidak merasa keberatan dengan adanya magang tidak berbayar, perusahaan atau instansi yang menawarkan magang perlu mempertimbangkan insentif berupa dana sebagai bentuk apresiasi kepada peserta magang. Hal ini dinilai perlu agar Permenaker terkait ketentuan magang dapat terlaksana di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun