Jika saya boleh memilih saya akan memilih bersantai dan membaca buku.
Jika saya boleh memilih saya akan pergi ke pantai sambil memancing ikan.
Jika saya boleh memilih saya akan pergi ke gunung menikmati panorama alam dari atas bukit.
Jika saya boleh memilih saya akan bekerja dari rumah, entah mengurus binatang ataupun berkebun.
Jika dan jika lain yang ingin saya pilih namun tak bisa saya pilih.
Bukan masalah jika saya tidak bisa memilih apa yang saya inginkan.
Sekarang memilih apa yang saya butuhkan lebih penting daripada memilih yang saya inginkan.
Tentu, bukan sebuah kesalahan, bukan juga sebuah kegagalan jika saya memilih seperti sekarang.
Bekerja di pagi hari hingga larut malam, menghabiskan waktu di tempat bekerja dan dijalan raya.
Mengorbankan apa-apa yang saya gemari, dan meninggalkan beberapa hobi yang semakin jarang ditekuni.
Hiburan  saya saat ini yang bisa saya lakukan hanyalah berselancar di media sosial dan google.
Meskipun yang anggap saya sebagai hiburan, nyatanya sama sekali tidaklah menghibur.
Saat berselancar di media sosial kadang lebih menambah daripada meringankan stress.
Bagaimana tidak stress, membaca berita isinya hanyalah masalah hidup.
Masalah yang menimpa kaum ekonomi terbawah hingga kaum ekonomi teratas.
Saya tahu masalah tidak memandang kaya-miskin, tua-muda, semua dipukul rata.
Semua mempunyai masalah, hanya saja ada yang diberitakan ada yang hanya disimpan.
Jika saya boleh memilih saya juga mau hidup sebagai manusia tanpa masalah.
Sayangnya sangatlah mustahil.
Kalau dipikir kembali, untuk apa saya hidup tanpa masalah?
Bukankah hidup manusia yang normal adalah yang menemui masalah lalu mencari solusinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H