Rencana Sederhana

Memasuki musim liburan akhir tahun dan awal tahun baru.

Saya menunggu kabar baik dari orang-orang terdekat saya.

Menunggu mereka mengirim pesan tentang rencana hari libur.

Hari libur panjang yang dinantikan selama puluhan hingga ratusan hari.

Ya walaupun terkadang apa yang direncanakan itu tidak terlaksana.

Setidaknya saya berharap ada hal yang bisa saya rencanakan.

Entah kemana saya akan pergi menghabiskan waktu berlibur.

Apakah saya akan menghabiskan waktu di tempat kerja atau di tempat lain.

Di tempat di mana saya dikelilingi orang-orang baik dan orang penyayang.

Jika dilihat-lihat rasanya baru kemarin, merasakan malam pergantian tahun.

Ini sungguhan mau pergantian tahun lagi?

Se-ngebut ini ya ternyata waktu, cepat sekali, saya sedikit terengah-engah.

Umur semakin bertambah, sementara pencapaian masih stuk di tempat.

Lari kesana-kemari mengejar dunia, kadang bertanya sebenarnya apa  sejatinya hal yang sedang saya cari ini?

Mengejar dunia memang membuat stress, dan sungguh gila.

Ada saja hal yang dirasa kurang dan belum cukup dari apa yang sudah dilakukan.

Overthingking membandingkan pencapaian diri dengan orang lain, dari tahun ke tahun.

Saat pikiran liar itu muncul, saya langsung mengalihkan ke hal lain.

Menghilangkan kata 'seandainya' dalam kamus pikiran saya.

Untuk rencana akhir tahun, saya tak menuntut banyak hal.

Mungkin ingin sekali pergi ke luar kota? menghabiskan uang untuk berpesta?

menghabiskan waktu untuk menyantap makanan mahal? berfoya-foya?

Hehe, sepertinya harus diurungkan dulu.

Di umur yang sudah hampir memasuki seperempat abad ini, saya sadari saya masih kurang dari berbagai sisi.

Dari kekurangan saya, saya sedikit menyadari betapa sulitnya hidup seorang diri.

Kesepian setiap hari, jadi jika hari libur tiba, saya hanya tak ingin sendiri. 

Rencana saya berikutnya, mungkin sederhana.

Saya hanya ingin bertemu orang-orang yang saya sayangi, berbagi kebahagiaan, dan mendengar suara mereka.