Mohon tunggu...
Mazaya Aunillah
Mazaya Aunillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Mahasiswi STKIP PGRI Situbondo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berwarganegara dengan Agama

11 November 2021   17:01 Diperbarui: 11 November 2021   17:12 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Indonesia membutuhkan dzat yang ditakuti, ada nilai besar dari pencobaan yang harus Indonesia tanggung saat belajar untuk memercayai Tuhan selama masa kelemahan terbesar Indonesia saat ini"

Kabar kematian terus terdengar silih berganti, dari berbagai pelosok negeri terutama negeri Indonesia ini. Sudah seperti bukan kabar duka, akibat terbiasanya. Tuhan sedang menguji, di mana letak kesabaran manusia saat ini. Berdo'a pun layaknya kicauan burung yang mengharapkan jatuhnya makanan tanpa ikhtiyar. Tanpa didasari kekhusyukan. Tanpa adanya niat kebaikan.

Tidak hanya mempengaruhi keberlangsungan kehidupan, namun juga merambatnya masalah kehidupan. Terkoyaknya perkonomian, permasalahan menjadi tidak teratur dan perpecahan dimana-mana.

"Inilah yang harus mengingatkan kita, bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian. Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia," ujar Jokowi saat pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka Jakarta, dikutip dari siaran pers, Selasa (26/10/2021).

Menurut Jokowi, adanya kenaikan tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya disiplin terhadap protokol kesehatan.

Menyikapi penanganan kasus Covid-19 di Tanah Air, Jokowi meminta para kepala daerah mewaspadai adanya penyebaran virus Corona seiring libur Natal dan Tahun Baru yang akan segera tiba.

          Apa yang sebenarnya dibutuhkan Indonesia saat ini? Yang benar-benar membantu Indonesia pada titik terlemahnya?

Benar. Indonesia hanya butuh Tuhan. Indonesia hanya akan mendapat kesembuhan dari Tuhan. Tuhan yang akan mengembalikan kepulihan Indonesia jika Tuhan benar-benar ingin. 

Dalam sila pertama ideologi Indonesia sendiri di sebut untuk yang paling awal, Ketuhanan yang Maha Esa. Mengapa saat ini seperti tidak ada kepedulian untuk kembali kepada Tuhan? Seperti putus asa? Seperti berpura-pura tidak mengenal-Nya? Bukankah itu suatu kesalahan?

Tuhan mengetahui ketidakbenaran yang terjadi saat ini pada Indonesia. Pernahkah terfikirkan oleh kalian jika saat ini Tuhan sedang menghukum Indonesia? Selayaknya bocah kecil yang membuat kesalahan lalu orangtuanya menghukumnya?

 Indonesia pun sama, akan banyaknya kesalahan yang dilakukan penduuduk, masyarakat, pemimpinnya. Banyak kecurangan, ketidakjujuran, kekerasan, penindasan, pencurian, penyalahgunaan yang membuat Tuhan murka. 

Membuat Tuhan marah dengan semua kelakuan para manusia bermuka dua. Jangan lupakan bahwa Tuhan pemimpin yang sebenarnya. Tuhan yang menghendaki kesemuanya. Lalu mengapa Indonesia begitu menggampangkan?

Ideologi harus dipegang erat. Menjadi pedoman dalam menjadi warganegara. Jika ideologi yang sebagai patokan negara saja sudah dikhianati oleh masyarakat dan pimpinannya, lalu apa lagi yang akan dipertaruhkan? Apa yang akan dijadikan patokan? Apa lagi yang akan menjadi pasak negara? Lalu dengan apa Indonesia mendapatkan harga dirinya kembali?

Apa sebenarnya yang harus diperbuat Indonesia saat ini? Perlu ada kesadaran nasional dan kebangunan intelektual yang akan menjadi dorongan  utama pembangunan nasional dan renaisans dalam kehidupan material maupun spiritual manusia. 

Disamping menjalankan aturan-aturan baru dari pemerintah bagaimana mengantisipasi tersebarnya corona, masyarakat Indonesia juga membutuhkan lebih mendalami agamanya masing-masing agar mengetahui letak kesalahan dan mengetahi cara memohon pertolongan pada Tuhan dengan benar.

Banyak konspirasi dan berita yang beredar 2 tahun belakangan. Bahkan tak jarang berdarnya berita hoax yang dapat menimbulkan kesalahfahaman antar pihak. Banyak pula masyarakat yang mempercayainya maupun menolaknya mentah-mentah. Hal dapat menunjukkan bahwa ada pihak yang memanfaatkan kondisi saat ini semta demi keuntungan dirinya sendiri.

Jangan fikir bahwa Tuhan tidak mengetahuinya, bahkan saat ini pasti ada peran-peran aktif yang sedang diperhatikanNya. Percaya tidak percaya suatu saat Tuhan akan membalas segala perbuatan oknum-oknum yang banyak sekali merugikan masyarakat-masyarakat kecil.

Agama atau berketuhanan selalu mengajarkan, menuntun, menunjukkan, memerintahkan kepada kebaikan, kebajikan, kebenaran dan keindahan, jadi jika ada masyarakat/oknum yang berpihak kepada kejelekan, keburukan, kesesatan, bisa ditanyakan apakah dia beragama? Kehidupan ini selalu adil, selalu ada kebaikan dibalas dengan kebaikan begitupun sebaliknya. 

Tidak perlu khawatir, cukup berdo'a dan berusaha dalam berwarganegara dan beragama, karena sejatinya kita semua adalah makhluk yang akan binasa. 

Jadi fikirkan baik-baik masa depan negara Indonesia dengan sirkulasi, kebiasaan, kebudayaan, yang sudah banyak menyimpang. Bagaimana tanggapan kalian kedepannya? Akankah menjadi masyarakat, pemuda pemudi yang membangkitkan jiwa-jiwa perubahan serta melaksanakan sesuai dengan arahan negara dan agama?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun