Apa pernah ada komplain dari klien tarot?
Ya, pernah. Misalnya, keluhan [bahwa ramalan saya] tidak akurat atau mereka komplain karena saya menolak untuk meramal, sementara mereka sedang butuh untuk diramal.
Kalau ada cerita tak terduga dari pengalaman meramal, bisa ceritakan sedikit?
Banyak cerita selama belasan tahun jadi peramal. Saya ingat satu pengalaman tak terduga, pernah ada klien mengancam akan bunuh diri karena saya tidak mau meramal orang ini lagi. Sampai segitunya! Saya kaget setengah mati.
Pengalaman yang lucu, ada klien yang naksir saya setelah diramal. Jadi siap-siap, ya untuk yang mau jadi peramal. Pengalaman lain, ada klien yang sudah menikah, tapi setelah diramal akhirnya jadi cerai, dan sebaliknya–yang cekcok dengan pasangan akhirnya jadi rujuk. Yang lain apa yaa—oh, ada juga klien yang setelah diramal nekat pindah kerjaan. Banyak banget, deh cerita.
Apa ada hal-hal yang Sari rasa kurang cocok dari klien?
Ada. Contohnya, kalau klien tarot ini sok tahu dan gayanya malah seperti peramal. Atau, yang tidak mau dengar atau terima hasil ramalan, tetapi ngotot minta diulang berkali-kali. Dan ternyata hasil ramalannya tetap sama. Hal-hal seperti itu yang membuat saya kurang cocok dan mencoret mereka dari daftar klien saya.
Bisa cerita sedikit dampak “buruk” dari meramal?
Saat kita kurang fit, benteng diri tidak kuat. Energi toxic saat meramal bisa pindah kepada kita dan dampaknya kita bisa jadi uring-uringan atau sakit-sakitan. Itu salah satu alasan saya menolak untuk meramal. Dan karena alasan ini juga saya jadi memilih klien tarot dengan lebih hati-hati. Bukan berdasarkan bayaran yang diterima, tapi kualitas energi klien yang bersangkutan. Jadi ketika saya selesai meramal kita tidak akan terpengaruh dengan kondisi energi klien ini.
Sari sering berhenti meramal atau tidak menerima klien?
Sering. Hahaha…. Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya itu meramal on & off. Kalau mood kurang baik atau fisik sedang tidak bugar saya akan stop meramal. Kalau sudah pulih baru saya mau menerima klien lagi.