“Puasa di Jakarta dan di Tokyo pastinya beda.” Marina Yamada, yang sudah beberapa tahun tinggal dan menjalankan ibadah puasa di negeri orang ini berkomentar. Marina yang berasal dari Jakarta tinggal bersama suaminya yang asli Jepang dan dua anak mereka di area Kokubunji, Tokyo.
“Di Tokyo aku sudah terbiasa melihat orang-orang makan dan minum di bulan puasa, jadi sudah terbiasa. Aku bisa maklum karena Islam memang bukan agama mayoritas,” kata Marina lagi.
“Ingat deh dulu, keluargaku yang menyiapkan makanan untuk sahur. Waktu indekos sendiri, aku kadang sahur kadang tidak. Tetapi sejak menikah, harus menyiapkan semuanya sendiri. Aku merasa ada tanggung jawab. Untung suami dan anak-anak tidak susah untuk diajak sahur.”
Musim apa di Jepang saat puasa kali ini?
Tahun 2024 ini Ramadan masuk di awal musim semi. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini buka puasa menjadi lebih cepat. Hampir sama waktunya dengan berbuka di Jakarta. Jadi ya, sedikit lebih mudah. Kalau dibandingkan dengan berpuasa di musim panas beberapa tahun lalu yang waktu berbuka jauh lebih lama, tahun ini relatif mudah dijalani.
Kali ini buka puasa pada sekitar jam 18.00. Waktu berbuka menjadi lebih lambat kurang lebih 2-3 menit setiap harinya. Sebaliknya, waktu imsak di hari pertama sekitar jam 4.30. Tetapi setiap hari makin cepat, bergeser kira-kira 1-2 menit.
Kalau boleh tahu, persiapan sahur dan buka puasa bagaimana? Ada permintaan khusus dari keluarga?
Biasanya sahur disiapkan sebelum tidur malam, jadi begitu bangun bisa tinggal dihangatkan dan makan. Menghemat waktu. Bangun untuk persiapan sahur sekitar 1 jam sebelum imsak.
Tidak ada permintaan menu khusus untuk sahur dari keluarga, yang penting ada nasi, lauk (ikan/daging), sayur, dan kalau ada, buah.
Untuk buka puasa, biasanya banyak masak dengan memakai daging. Terutama daging ayam dan sapi, kesukaan semua di rumah. Kadang-kadang disisipkan telur dan ikan di sela-sela menu daging. Juga, untuk buka wajib ada sayur di meja makan.