Untuk menentukan mana yang lebih penting atau menjadi prioritas saat ini sangatlah sulit. Keduanya memiliki peranan yang berbeda tetapi masih memiliki keserasian.  Pemberian makanan dan susu gratis dapat menjadi solusi untuk membuat gizi yang baik dan berpengaruh pada perkembangan fisik maupun mental yang berpengaruh pada kemampuan anak-anak untuk belajar. Begitupun pendidikan, ilmu pengetahuan yang didapatkan akan memberikan kesadaran betapa pentingnya gizi seimbang karena dapat mempengaruhi cara kita  berpikir dan daya tahan tubuh yang kuat untuk belajar.
Untuk mencapai kesejahteraan dan keberlanjutan jangka panjang, keduanya perlu dikaji lebih dalam lagi, mulai dari anggaran yang nantinya akan dikeluarkan, pihak-pihak mana yang akan terlibat, dan beberapa hal lainnya yang diperlukan dalam menjalankan program tersebut. Tentunya, jika program gratis ini dilakukan akan ada beberapa resiko yang diterima rakyat salah satunya dengan iuran pajak menjadi naik. Hal tersebut akan menimbulkan pro dan kontra dari berbagai elemen masyarakat.
Program makan siang gratis dan pendidikan gratis sama pentingnya. Namun, kita perlu memandang dari kedua perspektif dan memandang keduanya sebagai bagian dari suatu  sistem kompleks yang tidak dapat pisahkan. Dengan mengkaji ulang dan mencari keseimbangan yang tepat, mungkin kita akan mengetahui mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu dan menjadi urgensi bagi pemerintah untuk segera diselesaikan. Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki pemimpin yang dapat menciptakan masyarakat sejahtera dalam pemenuhan akses pendidikan dan pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
