Mohon tunggu...
May Sinta
May Sinta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kondisi HAM di Indonesia

10 November 2017   20:48 Diperbarui: 10 November 2017   21:56 13001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang dulunya dikenal sebagai negara yang suka akan bergotong-royong. Kehidupan bermusyawarah yang kental di dalam masyarakatnya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membalik kenyataan itu menjadi 180 ke arah yang lebih buruk. Indoneisa kini berubah, banyak terjadi kekerasan dan kerusuhan dimana-mana. Kehidupan antar masyarakat bagaikan kompetisi, persaingan terjadi dimana-mana baik dilakukan secara adil maupun tidak.

Dulunya HAM sangat dijunjung tinggi di Indonesia, tetapi dengan berjalannya waktu orang-orang mulai lupa pentingnya HAM bagi umat manusia. Menurut Komnas HAM, hak asasi manusia mencakup segala bidang kehidupan manusia baik politik, ekonomi, sipil, sosial dan kebudayaan. Kelimanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. 

Hak-hak asasi politik dan sipil tidak ada artinya apabila rakyat masih harus bergelut dengan penderitaan dan kemiskinan. Tetapi, dilain pihak, persoalan keamanan kemiskinan, dan alasan lainnya, tidak dapat digunakan secara sadar untuk melakukan pelanggaran HAM dan kebebasan politik serta sosial masyarakat. Hak asasi manusia tidak mendukung individualisme, melainkan membendungnya dengan melindungi individu, golongan maupun kelompok, ditengah-tengah kekerasan kehidupan modern. HAM merupakan tanda solidaritas nyata sebuah bangsa dengan warganya yang lemah.

Contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus dukun santet di kota Banyuwangi, Jawa Timur. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi pada sekitar tahun 1998 di daerah Banyuwangi. Pada kala itu sedang terkenal kasus praktek dukun santet di Banyuwangi. Karena dianggap meresahkan warga akhirnya warga mulai melakukan tindakan kerusuhan dengan menangkap dan membunuh orang yang dianggapnya sebagai dukun santet. 

Sejumlah warga telah menjadi korban atas peristiwa ini. Pembunuhan dilakukan dengan berbagai cara yaitu, dipenggal, digantung, di bacok dengan senjata tajam hingga dibakar hidup hidup. Polri, TNI, beserta ABRI tentunya tidak tinggal diam. Dengan sigap mereka dapat menyelamatkan orang-orang yang telah dituduh sebagai dukun santet dari amukan warga. Sangat jelas sekali bahwa peristiwa ini termasuk dalam contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang patut ditindak lanjuti. Sebagai warga negara kita harus taat terhadap aturan hukum yang berlaku dan tidak melakukan tindakan main hakim sendiri.

Kurangnya komunikasi antar warga negara membuat mereka sulit untuk mempercayai satu sama lain. Kepercayaan merupakan sumber dari kerukunan antar masyarakat. Maka dari itu, kita sebagai pemuda-pemudi penerus bangsa Indonesia harus bisa membangun HAM seperti sedia kala. Kita bisa membangun HAM dengan hal-hal kecil seperti tidak melakukan bullying. Bullying merupakan peristiwa yang sering terjadi pada zaman sekarang. Peristiwa bullying banyak terjadi di lingkungan sekitar kita seperti lingkungan sekolah. 

Banyak anak-anak dengan kebutuhan khusus akan diejek-ejek dan diperlakukan seenaknya. Hal tersebut mempengaruhi mental para korban dan akan membuat mereka takut untuk mengemukakan pendapat yang terdapat di kepala mereka. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa menghentikan tindakan tersebut sedini mungkin. Sehingga semua orang dapat menyalurkan ide-ide yang mereka miliki untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun