Mohon tunggu...
Miftahur Rohmah
Miftahur Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK Kab. Blitar

Miftahur Rohmah. Saya adalah seorang guru TK yang sangat semangat untuk belajar dan mengimplementasikan pengetahuan yang saya dapatkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

7 Juni 2022   17:40 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:52 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Miftahur Rohmah, S.Pd 

TK Plus Hasyim Asy'ari Pikatan

CGP Angkatan 4 - Kabupaten Blitar

Fasilitator : Sri Winarti, S.Pd. SD

Pengajar Praktik : Trulli Arviansyah, S.pd

Koneksi Antarmateri modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam modul 3.1 ini. membahas tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. berkaitan dengan tugas koneksi antarmateri modul ini, ada 10 jenis pertanyaan yang terdapat di LMS PGP. Dari 10 Pertanyaan itu CGP memberikan kesimpulan jawaban dari semua pertanyaan. kesimpulannya akan saya paparkan sebagai berikut:

Pratap triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara dimana pratap triloka ini sangat penting dalam konteks sekolah terutama dalam pengambilan keputusan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran. 

Terdapat tiga unsur penting dalam pratap triloka, yaitu: 

  • Ing ngarsa sung tuladha (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ, "yang di depan memberi teladan")     
  • Ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "yang di tengah membangun kemauan"), 
  • Tutwuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤꦶ" dari belakang mendukung").

Ing ngarsa sung tuladha, berarti bahwa seorang pemimpin (guru) haruslah dapat menjadi teladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Guru harus dapat menerapkan nilai- nilai positif yang ada dalam diri guru diantaranya mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Selain nilai- nilai positif tersebut guru juga harus memiliki kesadaran penuh (Mindfulness) yang memiliki 5 kompetensi social emosional yang diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraaan hidup (Well-being) ekosistem sekolah, yang kemudian ini terefleksikan dalam keteladanan setiap mengambil keputusan terhadap murid-murid dan orang-orang disekitarnya. Inilah prinsip pertama memberikan keteladanan kepada murid yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan orang-orang yang dipimpinnya terhadap dirinya serta menciptakan kondisi sekolah yang nyaman, sehat, dan bahagia.

Ing madya mangun karsa artinya guru (pemimpin) harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (murid). Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan. Dengan menerapkan ing madya mangun karsa, guru diharapkan mampu menjadi rekan sekaligus sebagai pengganti orang tua murid, sehingga guru mampu mengetahui kebutuhan belajar murid. Salah satu kebutuhan belajar murid adalah keterampilan mengambil keputusan. Karena itu dengan ing madya mangun karsa guru dapat melakukan coaching terhadap para muridnya dalam mengambil keputusan termasuk keputusan yang mengandung unsur dilema etika yang dihadapi para murid proses coaching dapat dilakukan dengan model TIRTA sebagai langkah  untuk mengetahui tujuan, identifikasi permasalahan, rencna aksi, dan tanggung jawab seorang murid sebagai coachee.  Dengan demikian potensi murid menjadi lebih berkembang sehingga mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat bagi dirinya. 

Tut wuri handayani yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu-ilmu dan bekal-bekal yang akan menambah wawasan dan pemahaman murid. Inilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. 

Hubungan pratap triloka dengan nilai-nilai positif seorang guru sangat terkait, serta pembelajaran social emosional berbasis kesadaran penuh (Mindfulness) dan proses coaching sebagai bentuk menggali kebutuhan murid untuk mencapai tujuan kesejahteraan hidup (Well-being) merasa nyaman, sehat dan bahagia. Sehingga kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. 

Sebagai seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran, pasti akan dihadapkan suatu kasus dilemma etika ataupun bujukan moral. Dalam menghadapi suatu kasus pasti akan membuat suatu pertimbangan yang menyangkut dua nilai kebajikan yang sama- sama di junjung tinggi ataupun nilai yang berbeda. Jika kasus tersebut bujukan moral maka akan mudah dalam mengambil keputusan, karena jelas kebenaran Vs kesalahan. Namun dalam kasus dilemma etika harus lebih teliti dan banyak pertimbangan atas nilai- nilai kebajikan yang merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita seperti yang ada pada modul 1.4 budaya positif yang perlu ditanamkan. Jika sudah memiliki budaya positif yang tetanam pada jiwa kita sebagai guru dan dapat diimplementasikan pada murid dengan menerapkan 9 langkah dalam pengambilan keputusan maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Adapun 9 langkah pengambilan keputusan yaitu:

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah

  • Uji Legal
  • Uji Regulasi/Standar Profesional
  • Uji Intuisi
  • Uji Halaman Depan Koran
  • Uji Panutan/Idola

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6. Melakukan Prinsip Resolusi

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking )

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

dalam dunia pendidikan ini menuntut banyak sekali keputusan yang harus diputuskan dengan tepat dan baik yang memiliki dampak luas maupun sempit. terkadang dalam pengambilan keputusan, banyak permasalahan- permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan antara dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan dalam situasi yang kompetitif. Walaupun kelihatannya sederhana, pengambilan keputusan dalam situasi konflik sering kali menjadi permasalahan yang sangat komplek.  Misalnya guru dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lain yang bisa membengaruhi hasil keputusan, Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan menjadi lebih banyak dan kompleks.  Jadi proses pengambilan keputusan menjadi lama dan butuh beberapa langkah seperti yang dijelaskan pada 9 langkah pengambilan keputusan tersebut.

Walaupun dalam keseharian kita membuat keputusan jarang sekali kita merenungkan sejenak, bagaimana sebenarnya pengambilan keputusan yang baik. Tak seorangpun sempurna sebagai pengambil keputusan, tetapi kita pasti menghendaki suatu keputusan yang dapat memberikan kebaikan pada semua pihak atau keputusan yang paling tepat. Agar kita sebagai guru dapat membuat keputusan yang tepat maka kita perlu terus berlatih dan banyak mempertimbangkan aspek serta nilai kebajikan. Pengambilan keputusan dalam lingkup pendidikan akan mempengaruhi kebijakan yang berpihak memerdekakan murid dan masa depan murid.

Blitar, 25 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun