Setiap anggota organisasi diharapkan menunjukkan komitmen untuk mencapai tujuan yang maksimal, seperti efisiensi biaya, produktivitas dalam pekerjaan, dan kualitas hasil yang unggul. Akibatnya, penting juga untuk memprioritaskan kesehatan anggota organisasi lainnya. Namun, suatu hal yang tak kalah penting adalah memiliki sikap peduli dan mendukung kesejahteraan anggota organisasi, serta memastikan bahwa mereka didukung serta merasa baik dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berdampak untuk menciptakan lingkungan organisasi yang sehat dan positif.
setelah menjelajahi uraian iklim komunikasi organisasi, kita dapat menyetujui bahwa pengaruh komunikasi sangat menentukan arah dan kualitas hubungan antarindividu di dalam organisasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik akan menciptakan landasan yang kokoh bagi iklim komunikasi positif, di mana kepercayaan, partisipasi, kejujuran, dan keterbukaan menjadi sebuah aturan yang berlaku. Sebaliknya, jika komunikasi yang tercipta kurang efektif atau negatif, maka akan membawa dampak merugikan, serta menciptakan iklim yang tidak sehat dan tidak produktif. Oleh sebab itu, dengan menganggap bahwa iklim organisasi harus tercipta dengan baik dan sehat, maka anggota organisasi harus bisa memahami dan mengimplementasikan dimensi seperti kepercayaan, partisipasi, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan, dan perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.
Seseorang memiliki kemampuan untuk berkontribusi positif pada kemajuan organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi. Oleh karena itu, memutuskan untuk bertahan dan berkontribusi pada lingkungan komunikasi yang positif adalah langkah pertama menuju kesuksesan bersama dan kelangsungan hidup organisasi ke depannya.
Â
STUDI KASUS
"Iklim Komunikasi Organisasi di Uma Sri Hotel Badung"
Uma Sri Hotel Badung, yang terletak di Jalan Bumbak, Gang Kerta Rahayu No. 9, Kerobokan-Badung, mengalami sejumlah kendala yang mempengaruhi atmosfer organisasi di dalamnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, terbentuknya iklim negatif disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk minimnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan, serta kurangnya interaksi yang baik antara karyawan yang telah bekerja dalam jangka waktu lama dengan karyawan baru. Karyawan yang telah lama bergabung cenderung lebih memahami dan menguasai informasi mengenai tanggung jawab pekerjaan (job description). Akibatnya, kekurangan dalam menjalin komunikasi yang baik seringkali berdampak negatif terutama pada karyawan baru, yang sering kali melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya, seperti merusak barang atau peralatan hotel, yang pada akhirnya mengakibatkan hasil kerja yang tidak maksimal. Selain itu, konflik sering terjadi terkait dengan penentuan jadwal libur dan jadwal kerja karyawan yang dianggap tidak adil antara karyawan lama dan baru.
Dalam konteks ini, penelitian dilakukan melalui wawancara dengan manajer umum dan karyawan Uma Sri Hotel Badung mengenai iklim organisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang terjadi tidak efektif, yang didominasi oleh beberapa faktor, seperti:
1. Kurangnya komunikasi antara atasan (pimpinan) dan bawahan (karyawan).
2. Konflik karena adanya miss communication antara karyawan lama dan karyawan baru terkait job description.
3. Miss communication terkait dengan jadwal kerja dan libur karyawan.