Mohon tunggu...
Mayang Puspita S
Mayang Puspita S Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Urban and Regional Planning ITS’17

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Analisis Kelayakan Pembiayaan Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan

18 Mei 2020   15:49 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai ini lebih tinggi dari discount rate awal yaitu sebesar 6%. Oleh Sebab itu pembangunan proyek ruas jalan tol Gempol-Pasuruan dapat dinyatakan layak secara finansial. Serta diketahu bahwa payback period dari proyek ini dapat dipenuhi pada saat tahun ke 9 ke atas atau bisa dibulatkan yaitu pada 10 tahun.

Terdapat beberapa skema pembiayaan yang digunakan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur. Salah satu skema yang sekiranya cocok untuk pembiayaan pembangunan Jalan Tol Gempol Pasuruan adalah skema BOT. 

Skema B-O-T (Build-Operate-Transfer) yang lazim digunakan pada beberapa proyek pembangunan jalan tol. Dalam Skema BOT, Pemerintah menggandeng pihak ketiga yaitu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). BUJT ini bisa berupa swasta murni, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau konsorsium swasta dan BUMN. 

Pendanaan swasta yang terlibat pun bisa jadi berupa Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai investor yang akan Build (membangun), kemudian Operate (mengoperasikan) selama masa waktu tertentu (disebut masa konsesi) sebelum kemudian dilakukan Transfer (pengalihan aset) ke pemerintah. 

Intinya suatu konsep di mana proyek dibangun atas biaya sepenuhnya dari perusahaan swasta, beberapa perusahaan swasta atau kerjasama dengan BUMN dan setelah dibangun, dioperasikan oleh kontraktor dan setelah tahapan pengoperasian selesai sebagaimana ditentukan dalam perjanjian BOT, kemudian dilakukan pengalihan proyek kepada pemerintah selaku pemilik proyek. 

Pola ini dapat menguntungkan karena dari resiko investasi selama pembangunan dan pengoprasiannya berada pada pihak swasta, sementara pemerintah akan memperoleh fasilitas infrasturuktur tersebut pada masa akhir konsensi dan juga masyarakat dapat menikmati fasilitas tersebut. 

Selain itu beberapa keuntungan lainnya adalah tidak membebani neraca pembayaran pemerintah (off balance sheet financing), dapat mengurangi jumlah pinjaman pemerintah maupun sektor publik lainnya, menjadi tambahan sumber pembiayaan bagi proek-proyek yang diprioritaskan (additional finance sources for priority projects), dan mengoptimalkan kemungkinan pemanfaatan perusahaan maupun teknologi asing yang mendorong proses alih teknologi, khususnya bagi kepentingan negara-negara berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun