Pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat pesat. Pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor demografi , yaitu : mortalitas, fertilitas , dan migrasi . Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi sebesar 37.565.706 jiwa ( BPS Provinsi Jawa Timur, 2010 ), yang menyebabkan berbagai masalah kependudukan. Salah satu Kabupaten yang memiliki permasalahan akibat dinamika penduduk adalah Kabupaten Mojokerto.
KABUPATEN MOJOKERTO MENJADI SALAH SATU DAERAH PENYANGGA DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA
      Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu daerah penyangga di wilayah GERBANGKERTOSUSILA, khususnya pada sektor industri. Akan tetapi Kabupaten Mojokerto juga memilki 2 sektor andalan lainnya yaitu, pertanian dan perdagangan. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Mojokerto ( BPS Jawa Timur,2015) diketahui bahwa sektor yang berperan dalam menyumbang pendapatan terbesar daerah adalah Sektor Pertanian dengan jumlah 2.030.419,74 pada tahun 2015, Sektor Industri Pengolahan dengan jumlah 3.532.797,63 merupakan sektor kedua terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Mojokerto. Di ikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menyumbang PDRB sebanyak 2.527.892,41.
Ketiga sektor tersebut sebenarnya dapat menimbulkan masalah kependudukan ataupun mengatasi masalah kependudukan. Di Kabupaten Mojokerto sektor industri sangatlah berkembang pesat baik sektor industri formal maupun informal. Jumlah perusahaan industri sedang dan besar di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 mencapai 183 unitusaha yang terdiri dari 51 perusahaan industri besar dan 132 perusahaan industri sedang. Dan yang paling banyak adalah usaha pada sub makanan, minuman dan tembakau yakni sebesar 39 perusahaan. Penyerapan tenaga kerja pada sub makanan, minuman dan tembakau mencapai 7.529 orang. Begitu pula pada perusahaan industri mikro, kecil, menengah, bahwa yang paling banyak usaha pada sub makanan, minuman dan tembakau yaitu 1.802 unit. Penyerapan lapangan pekerjaan pada usaha sub makanan,minuman dan tembakau sekitar 3.783 orang. Dari sektor industri dapat diartikan bahwa banyaknya lapangan pekerjaan yang terbuka dapat menyerap sekitar 11.312 tenaga kerja dan dapat dijadikan sebagai peluang untuk masyarakat Kabupaten Mojokerto mencari lapangan pekerjaan pada sektor industri. Sehingga dengan berkurangnya angka pengangguran dengan banyaknya yang bekerja dapat mengurangi masalah kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. ( BPS Kabupaten Mojokerto Dalam Angka 2015)
Kondisi geografis di Kabupaten Mojokerto tergolong subur sehingga dapat mendorong peningkatan hasil produksi pertanian dan agroindustru. Komoditas yang ada di Kabupaten Mojokerto adalah Padi, Jagung dan Ubi Jalar. Dengan berkembangnya agroindustri akan mengoptimalkan fungsi kawasan pertanian,mengingkatkan produktivitas lahan pertanian dan membuka lapangan pekerjaan sehingga perekonomian masyarakat juga baik.
Karena banyaknya peluang pekerjaan yang diakibatkan ketiga sektor andalan tersebut menyebabkan migrasi di Kabupaten Mojokerto meningkat antara tahun 2011 sampai 2012,yaitu sebesar6.718 jiwa menjadi 19.286 jiwa. ( BPS Kabupaten Mojokerto dalam Angka 2014)
Selain migrasi faktor fertillitas juga merupakan dampak dari adanya ketiga sektor unggulan tersebut sehingga mempengaruhi dinamika kependudukan di Kabupaten Mojokerto. Angka fertilitas di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 tingkat fertilitas di Kabupaten Mojokerto sebesar 23.582 jiwadan pada tahun 2013 fertilitas penduduk sebesar 44.431 jiwa sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Kabupaten Mojokerto mengalami fertlitas penduduk yang cukup tinggi yaitu sebesar 20.849 jiwa (  BPS Kabupaten Mojokerto ,2013 ). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan faktor yang mempengaruhi fertilitas pada pekerja wanita di kabupaten Mojokerto yaitu umur kawin pertama. Semakin rendah usia kawin pertama maka semakin tinggi tingkat fertilitasnya.
Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya untuk mengatasi dinamika kependudukan yakni :
1. Mendorong pendidikan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusianya. Yang nantinya SDM yang berkualitas baik akan meningkatkan daya saing industri sehingga meskipun banyak jumlah penduduk yang diakibatkan oleh migrasi ataupun fertilitas tidak menimbulkan masalah karena mereka memiliki kemampuan yang baik sehingga mereka tetap dapat bekerja dan mengurangi angka kemiskinan.
2. Mengembangkan sektor pertaniannya yakni menjadikan lahan di Kabupaten Mojokerto yang subur sebagai agroindustri yang lebih baik dan menjadikannya sebagai pusat agropolitan sehingga dapat mendorong pertumbuhan kawasan pedesaan,.
3. Kartu indonesia pintar. Kebijakan ini diberlakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Mojokerto, sehingga angka migrasi di Kabupaten Mojkerto dapat turun, karena sumber daya manusia Kabupaten Mojokerto dapat bersaing dan mengisi lapangan kerja yang dibutuhkan.
Dengan dilakukannya upaya tersebut diharapkan dapat  menyelaraskan dinamika kependudukan di Kabupaten Mojokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H