Halo, selamat datang kompasianers, selamat membaca! Seperti judul di atas, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai topik 'Mampukah orang normal berlari secepat atlet maraton?' Apa itu maraton? Maraton adalah suatu perlombaan untuk berlari dengan jarak jauh yaitu sekitar 42,20 kilometer. Maraton tidak akan terpisahkan dari berlari, berlari adalah suatu gerakkan dimana ada saat tubuh kita melayang di udara. Saat kita berlari tidak hanya kaki saja yang bergerak, melainkan ada anggota badan lainnya juga melakukan pergerakan.Â
Saat berlari terdapat tiga jenis oto yang bekerja, yaitu otot primer, otot pendukung, dan otot tambahan. Otot primer saat berlari adalah otot yang berada di pantat, paha, dan tungkai kaki. Sedangkan, otot pendukung saat kita berlari adalah otot pada lengan atas tangan kita. Saat kita berlari, sebaiknya kedua tangan kita berada di depan badan dengan kondisi ditekuk ke depan. Kondisi tersebut memungkinkan kita untuk berlari lebih nyaman dan cepat dari pada saat kedua tangan kita lurus di samping badan. Selanjutnya, otot tambahan yaitu otot intercoastals. Otot intercoastal dibedakan menjadi dua, yaitu otot intercoastals eksternal yang berperan dalam pengambilan udara dari luar tubuh. Sedangkan otot intercoastals internal berperan dalam pengeluaran udara dari paru- paru ke luar tubuh.
 Setelah kita mempelajari otot yang berperan saat kita berlari maraton, mari kita memahami jenis- jenis otot. Pertama, otot polos. Otot polos memilki sifat kerja secara tidak sadar dan reaksi terhadap rangsangngan lambat. Dalam konteks ini contohnya otot saluran darah. Kedua, otot lurik, dalam konteks ini adalah otot pada kaki dan lengan atas. Otot lurik bekerja secara sadar dan bereaksi dengan cepat lelah. Sehingga saat kita terus berlari kita akan merasa cepat lelah. Ketiga, otot jantung. Otot jantung bekerja secara tidak sadar, sehingga meskipun kita lelah berlari jantung akan terus memompa darah. Otot jantung memiliki reaksi yang lambat saat kontraksi atau relaksasi.Â
1.Kemampuan setiap orang mengambil oksigen tidaklah samaÂ
Tujuan dari kontaksi dan relaksasi otot saat berlari adalah untuk menjaga kestabilan dan keseimbangan saat berlari sehingga kita dapat berlari tanpa terjatuh. Lalu, apa hubungan kontraksi atau relaksasi otot dengan kemampuan mengambil oksigen setiap orang?Â
Setiap orang memiliki kemampuan mengambil atau menghirup oksigen dengan volume yang berbeda. Sebagai contohnya, kapasitas paru- paru atlet pria dewasa berbeda dengan kapasitas paru- paru atlet wanita. Tentunya paru- paru atlet pria dewasa mampu menampung volume udara yang lebih banyak dari pada paru -- paru atlet wanita dewasa. Berarti kita yang merupakan orang normal yang bukan atlet tentunya memiliki kapasitas paru -- paru yang tidak sebesar atlet.Â
Seperti kita ketahui paru -- paru berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen yang kita hirup dengan karbon dioksida yang berada dalam tubuh kita. Jika kapasitas paru- paru kita besar maka kita dapat menghirup oksigen dengan banyak.Â
Ketika terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru- paru, karbon dioksida akan keluar dari tubuh, sedangkan oksigen akan diangkut oleh darah ke seluruh tubuh. Apa fungsi dari diedarkan oksigen tersebut? Fungsi diedarkan oksigen untuk membantu proses respirasi sel yang berlangsung di mitokondria. Proses respirasi tersebut akan menghasilkan energi dari Adenosin Tripospat (ATP). Adenosin Tripospat adalah molekul yang berada di dalam atau di luar sel , dimana memiliki fungsi sebagai penyimpan energi. Oksigen berperan dalam menguraikan ATP menjadi Adenosina Difosfat (ADP) dan Phospat. Proses penguraian tersebut melepaskan elektron, sehingga terdapat loncatan elektron yang menjadi energi. Energi dari ATP tersebut memungkinkan otot dapat melakukan kontaraksi dan relaksasi.
Jadi menghirup oksigen dapat menstabilkan Adenosin Tripospat dalam tubuh, jika Adenosin Tripospat selalu stabil berarti memungkinkan otot kita untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga kita dapat berlari dengan baik atau tidak merasa lelah.Â
Hal ini berarti bisa dianggap percumah jika kita makan sebelum berlari maraton sedangkan kebutuhan oksigen kita tidak terpenuhi, karena makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat menjadi energi jika tidak ada oksigen yang akan menguraikannya.Â
Selain itu, dengan terpenuhinya kebutuhan oksigen berarti sel -- sel dalam tubuh dapat melakukan metabolisme secara lancar. Dengan metabolisme yang lancar, kekebalan tubuh kita menjadi kuat. Sehingga tidak mudah lelah saat berlari maraton. Sehingga saat kita memperoleh sediki oksigen berarti hanya sedikit Adenosin Tripospat yang dapat diuraikan menjadi energi. Sehingga energi dalam tubuh hanya sedikit, akibatnya tidak dapat berlari secepat atlet maraton.Â
2.Kemampuan Jantung
Kemampuan kerja jantung setiap orang tidaklah sama. Seperti halnya penulis yang merupakan seorang pelajar tidak memiliki kemampuan kerja jantung yang sama dengan seorang atlet maraton. Ada hal yang mempengaruhi kemampuan kerja jantung, misalnya kegiatan sehari -- hari. Hampir setiap hari seorang atlet maraton selalu laihan fisik, entah itu push up, sit up, dan back up. Sedangkan kegiatan sehari- hari penulis adalah duduk mengerjakan tugas dan sedkit bergerak.Â
Selain karena kegiatan sehari -- hari, kemampuan kerja jantung akan terhambat karena adanya ganguan kesehatan pada jantung. Pertama adalah Hypertrophic cardiomyopathy. Kondisi dimana otot jantung seseorang kaku atau tidak elastis akan mengakibatkan jantung susah mengembang atau mengempis, dengan demikian janung tidak dapat memompa darah secara maksimal. Selain itu, ganguan pada jantung berikutnya adalah Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy, terjadi karena faktor genetis atau keturunan orang tua. Dimana bilik jantung mengalami penebalan dinding, hal ini dapat menghambat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Ketiga adalah Kardiomyopathy.Penyakit jantung dimana otot jantung mengalami pembesaran sehingga aktifitas jantung memompa darah manjadi terhambat.Â
Ketika jantung terganggu memompa darah, hal ini berati peredaran darah terganggu. Sehingga peredaran oksigen ke seluruh tubuh terganggu pula. Jika tubuh tidak mendapat oksigen, maka sel- sel tidak dapat melakukan respirasi secara maksimal. Proses respirasi akan mengjhasilkan energi dari penguraian Adenosin Tripospat. Jika respirasi tidak maksimal maka energi yang dihasilkan hanya sedikit. Sehingga kita tidak memiliki energi yang kuat untuk berlari secepat atlet maraton.Â
3.Kebiasaan Hidup SehatÂ
Selain gaya hidup sehat, kita juga perlu latihan fisik. Menurut penulis tidak memungkinkan orang dapat mampu berlari secepat atlet maraton tanta persiapan dan latihan fisik terlebih dahulu. Dengan latihan fisik, kita dapat melatih kemampuan paru- paru dan jantung kita. Latihan fisik yang teratur dapat melatih pernafasan kita, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang akan digunakan untuk respirasi. Sedangkan untuk jantung, jantung kita menjadi semakin terlatih untuk memompa darah secara cepat sehingga kebutuhan oksigen pada tubuh dapat terpenuhi untuk menguraikan Adenosin Tripospat menjadi energi.Â
Lalu, apa akibatnya jika kebiasaan hidup kita tidak baik? Seperti contoh tidak cerdas mengonsumsi makanan dan tidak pernah berolahraga. Akibatnya adalah kerja jantung dan paru- paru kita tidak teratur. Jika kerja kedua organ tersebut tidak teratur, maka kebutuhan oksigen dalam tubuh kita tidak terpenuhi. Hal ini mengakibatkan hanya sedikit Adenosin Tripospat yang terurai menjadi energi. Dengan demikian energi dalam tubuh kita tidak mencukupi untuk lari secepat atlet maraton. Energi yang terbatas dalam tubuh akan membuat kita cepat lelah saat berlari, sehingga kita mudah terengah- engah.Â
Kebutuhan tubuh kita akan oksigen besar sedangkan ketersediaan oksigen hanya sedikit, hal ini akan memicu tubuh kia untuk melakukan respirasi secara anaerob, padah semestinya manusia melakukan respirasi secara aerob. Respiras aerob adalah respirasi yang terjadi pada mitokondria dengan bantuan oksigen. Sedangkan respirasi anaerob adalah respirasi yang terjadi pada sitoplasma tanpa adanya oksigen. Hasil energi dari respirasi aerob dengan anaerob sangat berbeda. Dimana respirasi aerob yang mengandung 1 mol glukolsa mampu menghasilkan 36 ATP. Sedangkan respirasi anaerob yang mengandung 1 mol glukosa hanya mampu menghasilkan 2 ATP, hasil yang begitu jauh dari ATP aerob. Selain itu respirasi aerob menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Sedangkan respirasi anaerob menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terdapat dalam tubuh akan menumpuk pada otot dan mengakibatkan badan kia menjadi terasa kram, pegal, dan nyeri otot. Selain itu, penumpukan asam laktat akan membuat tubuh sesak nafas. Oleh karena itu jika kita ingin mampu lari secepat atlet maraton, kita harus melatih pernafasan kita sehingga tidak terjadi respirasi anaerob yang membuat cedera saat lari maraton.Â
Berdasarkan paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa orang normal memiliki kemampuan lari secepat atlet maraton. Hal ini disebabkan oleh beberap alasan. Yang pertama, kemampuan orang normal dengan atlet untuk menampung oksigen dalam paru- paru tidaklah sama. Kedua, kemampuan kerja jantung memompa darah orang normal dengan atlet berbeda. Ketiga, kebiasaan hidup sehat. Pada umumnya orang normal jarang memperhatikan gaya hidup sehat dan melakukan latihan fisik untuk melatih kemampuan paru -- paru dan jantung yang dilakukan oleh atlet maraton.Â
Demikian pendapat saya mengenai Mampukah Orang Normal Berlari Secepat Atlet. Terimakasih atas ketersediaan saudara untuk membaca. Salam Ceria !!!!!
Ad Maiorem Dei GloriamÂ
Sumber InformasiÂ
Buku Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI oleh Irnaningtyas penerbit ErlanggaÂ
Buku Biokimia Harper Edisi 25 oleh Robert K. Murray, Darly K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. RodwellÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H