Kebutuhan tubuh kita akan oksigen besar sedangkan ketersediaan oksigen hanya sedikit, hal ini akan memicu tubuh kia untuk melakukan respirasi secara anaerob, padah semestinya manusia melakukan respirasi secara aerob. Respiras aerob adalah respirasi yang terjadi pada mitokondria dengan bantuan oksigen. Sedangkan respirasi anaerob adalah respirasi yang terjadi pada sitoplasma tanpa adanya oksigen. Hasil energi dari respirasi aerob dengan anaerob sangat berbeda. Dimana respirasi aerob yang mengandung 1 mol glukolsa mampu menghasilkan 36 ATP. Sedangkan respirasi anaerob yang mengandung 1 mol glukosa hanya mampu menghasilkan 2 ATP, hasil yang begitu jauh dari ATP aerob. Selain itu respirasi aerob menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Sedangkan respirasi anaerob menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terdapat dalam tubuh akan menumpuk pada otot dan mengakibatkan badan kia menjadi terasa kram, pegal, dan nyeri otot. Selain itu, penumpukan asam laktat akan membuat tubuh sesak nafas. Oleh karena itu jika kita ingin mampu lari secepat atlet maraton, kita harus melatih pernafasan kita sehingga tidak terjadi respirasi anaerob yang membuat cedera saat lari maraton.Â
Berdasarkan paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa orang normal memiliki kemampuan lari secepat atlet maraton. Hal ini disebabkan oleh beberap alasan. Yang pertama, kemampuan orang normal dengan atlet untuk menampung oksigen dalam paru- paru tidaklah sama. Kedua, kemampuan kerja jantung memompa darah orang normal dengan atlet berbeda. Ketiga, kebiasaan hidup sehat. Pada umumnya orang normal jarang memperhatikan gaya hidup sehat dan melakukan latihan fisik untuk melatih kemampuan paru -- paru dan jantung yang dilakukan oleh atlet maraton.Â
Demikian pendapat saya mengenai Mampukah Orang Normal Berlari Secepat Atlet. Terimakasih atas ketersediaan saudara untuk membaca. Salam Ceria !!!!!
Ad Maiorem Dei GloriamÂ
Sumber InformasiÂ
Buku Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI oleh Irnaningtyas penerbit ErlanggaÂ
Buku Biokimia Harper Edisi 25 oleh Robert K. Murray, Darly K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. RodwellÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H