Saudara Ipar: Budyanto Gunawan (69
Kabar menggaung, 4 korban satu keluarga tersebut tewas karena kelaparan. Spekulasi ini muncul lantaran berdasar hasil autopsi, tidak ditemukannnya sisa makanan di lambung para korban. Namun Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik mengatakan dugaan sementara kematian para jenazah bukan karena kelaparan.
"Dokter forensik bilang dugaan sementara tidak ada sisa makanan di tubuh. Kemungkinan tidak makan bukan kelaparan," katanya Sabtu (12/11/2022),.Kompol Moch Taufik juga mengatakan di salah satu organ lambung korban tidak ditemukan sisa makanan,Kemungkinan sebelum meninggal korban tidak makan.Selain itu, otot-otot korban itu juga mengecil sehingga dokter menduga korban kekurangan cairan atau dehidrasi."Bukan kelaparan ya. Dari hasil dokter sendiri menyampaikan pada lambung tidak ditemukan sisa makanan. Tapi belum semua organ kita cek," lanjutnya.
Disadur dari Republika.com Ahli kriminolog Andrianus Meliala berasumsi keempat orang dalam satu keluarga tersebut sengaja kelaparan karena meyakini paham Apokaliptik.
"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus dalam pernyataannya kepada media, Ahad (14/11/2022).
Apokaliptik merupakan paham yang mengusung keyakinan bahwa semua kekuasaan, termasuk negara besar di dunia, tak akan bertahan hingga akhirnya kerajaan Allah, yakni masa keselamatan, akan datang. Kelompok sekte Apokaliptik bernama Heaven's Gate yang dipimpin oleh Marshall Applewhite, menggerakkan bunuh diri massal terbesar dalam sejarah AS. Dimana 39 orang tewas dalam proses bunuh diri di sebuah rumah dalam waktu tiga hari. Mereka seolah menunggu keyakinan Apokaliptik mereka terjadi, termasuk salah satu yang tewas pemimpin sekte ini, Applewhite.
Dalam buku 'Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba' karya Jagersma disebutkan gerakan apokaliptik muncul pada masa penindasan dan penghambatan.
Dalam perjalanannya ada beberapa sekte yang memegang kuat apokaliptik di dunia, bahkan sampai bunuh diri dengan cara melaparkan diri seperti kasus kalideres ini.
Walaupun secara praktik, diakui dia, kesengajaan untuk melaparkan diri hingga meninggal itu sangat sulit dilakukan. Akan tetapi, bila kematian keempat anggota keluarga itu disebut karena kelaparan dan tidak mampu membeli makanan, justru sangat tidak mungkin.
Menurut dia, keluarga ini dikenal berkecukupan secara materi, bahkan diakui oleh pihak keluarga dekatnya. Karena itulah, Andrianus menyebut paham Apokaliptik yang mungkin mendasari tindakan mereka.
Andrianus mengatakan, di beberapa negara sudah ada kasus yang menunjukkan pemahaman Apokaliptik oleh beberapa kelompok. Dan ternyata dari semua kasus itu, menunjukkan pola yang sama. "Kalau mas buat tabel, mungkin kelihatan polanya. Mungkin ini konsepsi silih, yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari," kata Andrianus.