Mohon tunggu...
Dwi Anggraeni
Dwi Anggraeni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I am teacher in SMKN 3 Probolinggo Mathematich is the best

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Substitusi Daun Mangga

18 November 2014   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DAUN MANGGA SEBAGAI SUBSTITUSI PEWARNA SINTETIS

(Sebuah Inovasi Yang Mampu Mengantarkan Siswa Berprestasi)

Mangga adalah buah yang banyak terdapat di Indonesia, buah ini adalah jenis buah musiman yang tidak selalu ada tiap waktu sepanjang tahun. Buah mangga yang segar sering dijadikan buah favorit bagi orang karena buahnya yang lembut dan manis sangat enak untuk dimakan, selain dimakan saat masak buah mangga yang masih belum terlalu matang namun masih keras sering dijadikan orang sebagai lotis atau sambal rujak saat musim panas dan dimakan saat siang hari. Selain buahnya yang berkasiat, daun mangga juga tidak kalah memiliki manfaat dan kegunaan untuk pengobatan diabetes, asam urat, dan obat kumur.

Probolinggo adalah salah satu kota yang banyak menghasilkan mangga dengan berbagai macam jenis, diantaranya mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gadung, dan mangga golek. Mangga Probolinggo merupakan salah satu icon yang dapat diunggulkan sebagai produk kota Probolinggo selain anggur. Pohon ini juga banyak dijumpai disetiap rumah penduduk, bahkan SMK Negeri 3 pohon mangga menjadi pohon yang paling dominan ditanam di lingkungan sekitar sekolah.

Daun mangga yang muda akan berkembang menjadi daun tua yang pada akhirnya akan menjadi kering dan berguguran menjadi sampah. Daun mangga yang kering dan berjatuhan akan diolah menjadi pupuk organik yang akan digunakan sebagai pupuk tanaman yang ada di sekitar sekolah atau di jual. Jika sekolah tidak mampu untuk melakukan pengolahan secara kontinu karena keterbatasan SDM dan waktu yang tersedia, maka sampah daun akan dibuang pada tempat sampah yang akan diambil oleh mobil dinas kebersihan.

Sampah daun mangga di SMKN 3 Probolinggo merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan. Untuk mengurangi terjadinya daun yang kering, sampah daun yang menimbun dan tidak mampu mengolahnya menjadi pupuk maka harus ada inovasi yang harus dilakukan. Inovasi yang dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi limbah sampah daun yang dihasilkan dari daun mangga yang ada di sekolah.

Dengan memilih strategi yang dikembangkan dengan mengusung “Daun Mangga Sebagai Substitusi Pewarna Sintetis” mampu mengangkat isu lokal menjadi pembelajaran yang holistik pada semua materi pelajaran, mengantarkan siswa menjadi siswa prestasi dan pada akhirnya mampu menghasilkan siswa yang berkarakter kuat dalam berwirausaha. Hasil atau dampak lainnya antara lain:

1.Siswa terpilih menjadi duta Kang Yuk Kota Probolinggo sebagai 5 nominasi terbaik dengan mengangkat daun mangga sebagai cake.

2.Siswa menjadi peserta lomba Biosfer di Universitas Brawijaya malang dalam Karya inovasinya Cake daun Mangga.

3.Secara kontinu guru-guru mampu membuat silabus dan rpp yang berwawasan lingkungan meskipun isu lokal belum sepenuhnya menjadi pokok bahasan.

4.Sekolah berkesempatan memamerkan karya Cake daun Mangga dalam kegiatan Pencanangan Penjaga Pantai “Kapal Laut” 2013 di kota Probolinggo dan mendapat sambutan masyarakat umum untuk membeli lebih dari persediaan yang ada.

5.Sekolah mampu menampilkan produk lokal Cake Daun Mangga dalam ajang Adiwiyata Sekolah dalam penilaian Propinsi Jawa Timur.

6.Siswa yang terbimbing mampu membuka usaha mandiri di rumahnya meskipun belum lulus sekolah.

7.Siswa lebih memahami pembelajaran karena materi yang satu dengan lainnya saling terkait.

8.Daun Mangga mampu dijadikan pewarna dalam makanan pada setiap kegiatan praktek memasak jajanan Indonesia dan pewarna pada proses pewarna Batik yang menjadi muatan lokal sekolah.

Alternatif Pengembangan

1.Mengembangkan silabus dan rpp menjadi pembelajaran yang holistik dan terpadu dengan mengangkat isu lokal Daun Mangga.

2.Mengembangkan Business Center yang sudah ada dengan produk unggulan yang dipilih sekolah yaitu “Daun Mangga” dengan berbagai inovasi sebagai pewarna makanan, bewarna batik, sebagai obat-obatan dll.

3.Membangun pemahaman bahwa proses pembelajaran yang holistik mampu menyajikan dan menghasilkan peserta didik yang mampu mengkaitkan materi yang satu dengan lainnya secara komprehensif.

[caption id="attachment_336189" align="alignnone" width="300" caption="yes"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun