Mohon tunggu...
Mayga Riang Putri Katryani
Mayga Riang Putri Katryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa semester 1 Program Studi Akuntansi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

S1 vs D4: Manakah yang lebih menjanjikan?

19 Desember 2024   06:55 Diperbarui: 19 Desember 2024   06:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lulusan SMA/SMK sering kali mengalami kegelisahan menjelang pendaftaran perguruan tinggi. Tidak hanya tentang program studi dan universitas tujuan, memilih antara program S1 atau D4 juga cukup membingungkan. S1 menawarkan berbagai program studi menarik dengan jenjang karier yang menjanjikan, mulai dari pengacara, diplomat, dokter, ataupun guru. Di sisi lain, D4 hadir dengan embel-embel "lebih mudah mendapatkan pekerjaan" yang membuat para lulusan SMA/SMK semakin bingung untuk memutuskan. 

Sebenarnya, program mana yang lebih baik?  Mari kita telusuri lebih jauh.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi di Indonesia dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Pendidikan Akademik

Pendidikan akademik berfokus pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu. Cakupan pendidikan akademik meliputi Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3). 

2. Pendidikan Vokasi

Berbeda dengan pendidikan akademik, pendidikan vokasi berfokus pada penguasaan keahlian tertentu. Pendidikan vokasi mencetak lulusan yang siap terjun di dunia kerja, sehingga dalam pembelajarannya lebih berfokus pada praktik daripada teori. Pendidikan vokasi mencakup Diploma I (D1), Diploma II (D2), Diploma III (D3), dan Diploma 4 (D4). 

3. Pendidikan Profesi/Spesialis

Pendidikan profesi/spesialis hanya dapat ditempuh setelah menyelesaikan program sarjana. Program ini mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian khusus. 

Mengenal Program S1 dan D4

Program Sarjana (S1) merupakan pendidikan tinggi yang ditempuh selama 8 semester dengan beban 144 SKS. Program S1 mencetak lulusan yang mampu berpikir kritis dan analitis, serta memiliki pemahaman teoritis yang mendalam sesuai bidang studi terkait. Lulusan S1 akan memperoleh gelar Sarjana diikuti dengan bidang studi terkait, misalnya S.H. berarti Sarjana Hukum. Program ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah fleksibilitas pilihan karier. Kemampuan analisis yang kuat sangat dibutuhkan bagi bidang-bidang karier yang berkaitan dengan ekonomi, hukum, sosial, dan politik. Selain itu, lulusan S1 memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan jabatan tinggi apabila berkarier di sebuah perusahaan.

Program S1 menjadi pilihan ideal apabila berencana melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana. Hal ini karena lulusan S1 memiliki landasan akademis yang kuat, yang umumnya sangat menunjang untuk melanjutkan ke program pascasarjana. Dengan kemampuan berpikir logis dan analitis yang kuat, tuntutan intelektual dan riset di tingkat pascasarjana akan lebih siap dihadapi. 

Meskipun program S1 memiliki banyak keunggulan, program ini juga memiliki beberapa kelemahan. Minimnya pengalaman praktis akibat terlalu berfokus pada penguasaan teori membuat lulusan S1 harus beradaptasi lebih lama dalam dunia kerja. Bahkan pada beberapa bidang, lulusan S1 memerlukan pelatihan tambahan sebelum terjun di dunia kerja.

Sementara itu, D4 merupakan program pendidikan tinggi yang dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang siap diaplikasikan di dunia kerja. Di dukung dengan kurikulum yang berfokus pada praktik, lulusan D4 sering kali tampak lebih unggul daripada S1. Bagi sektor-sektor tertentu seperti industri kreatif, teknologi, perhotelan, dan manufaktur, lulusan D4 menjadi aset yang sangat dihargai perusahaan. Pengalaman aplikatif lulusan D4 menjadi alasan mengapa lulusan ini lebih banyak dicari oleh industri. 

Kendati demikian, ternyata lulusan D4 masih sering kalah bersaing dengan lulusan S1 untuk posisi manajerial, yang umumnya membutuhkan pemahaman teoritis dan analitis yang lebih mendalam. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan D4 untuk membuktikan bahwa keahlian praktis tetap mampu berkontribusi signifikan dalam pengambilan keputusan strategis di level manajerial. 

Manakah yang lebih menjanjikan, S1 atau D4? 

Mempertimbangkan mana yang "lebih menjanjikan" di antara kedua program tersebut bukanlah suatu hal yang dapat digeneralisasi. Memilih antara program S1 dan D4 memerlukan refleksi yang mendalam dengan mempertimbangkan tujuan karier, minat pribadi, kebutuhan dunia kerja, serta potensi karier di masa depan. Pada dasarnya baik S1 maupun D4 keduanya memiliki keunggulan dan prospek yang menjanjikan. 

Jika anda menginginkan karier yang membutuhkan pemahaman teoritis mendalam seperti pengacara, dosen, akuntan, atau hakim, program S1 bisa menjadi pilihan terbaik. Namun, jika anda memilih jenjang karier yang membutuhkan keterampilan teknis seperti tour guide, teknisi, atau spesialis kuliner, memilih D4 tentu menjadi keputusan terbaik. 

Memilih antara program S1 atau D4 tidak semata-mata mana yang "lebih menjanjikan", melainkan manakah yang sesuai dengan minat dan tujuan karier. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan secara matang dan menggali informasi sebanyak mungkin. Apabila anda masih merasakan kegelisahan, jangan segan-segan untuk berdiskusi dengan orang tua dan guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun