Mohon tunggu...
Mayfina Chandra
Mayfina Chandra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Perkembangan Manusia Zaman Purba dengan Manusia Zaman Modern

8 November 2023   12:29 Diperbarui: 8 November 2023   12:48 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia Purba Bercocok tanam (sumber: kompas.com) 

Manusia Di Masa Pra-aksara

Manusia di masa pra-aksara pada periodisasi zaman batu terdiri menjadi 4 zaman, yaitu zaman batu tua (Paleolithikum), zaman batu tengah (Mesolithikum), zaman batu baru (Neolithikum), dan zaman batu besar (Megalithikum). 

Pada masa Paleolithikum manusia menggunakan alat dengan bahan utama dari batu besar dan kasar. Pada zaman ini, manusia memiliki corak hidup yang nomaden. Pola hidup nomaden adalah pola hidup dengan berpindah-pindah dari satu  tempat ke tempat lainnya secara berkesinambungan (Dwi, 2023). Mereka juga memperoleh makanan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan langsung dari alam seperti, biji-bijian dan buah-buahan.

Pada zaman batu tengah manusia mulai meningkatkan peralatan batu, yang sebelumnya besar dan kasar menjadi lebih kecil dan halus. Peralatan batu yang digunakan adalah kapak genggam Sumatera. Pada zaman ini manusia tidak lagi hidup nomaden (berpindah-pindah) melainkan mereka mulai hidup menetap. Zaman ini juga mulai berburu hewan kecil yaitu menangkap ikan. Selain itu manusia juga sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kepercayaan terhadap nenek moyang dan kepercayaan terhadap benda.Zaman batu baru atau yang disebut neolithikum, zaman ini manusia sudah mulai mencari makan dengan bercocok tanam. Alat mereka pun lebih berkembang dari sebelumnya, peralatan yang dimaksud adalah kapak lonjong dan kapak persegi. Kedua peralatan ini memiliki kegunaan yang hampir sama yaitu, mencangkul dan bercocok tanam. 

Manusia Purba Bercocok tanam (sumber: kompas.com) 
Manusia Purba Bercocok tanam (sumber: kompas.com) 

Selanjutnya zaman megalithikum atau zaman batu besar. Ciri khas dari zaman ini adalah mulai berkembangnya kepercayaan kepada Tuhan. Zaman ini disebut zaman batu besar karena peralatan yang dibuat dari batuan yang besar, seperti menhir, dolmen, kubur, peti batu, sarkofagus, waruga, punden berundak, dan patung-patung.

Teknologi Yang Sudah Berkembang Dari Zaman Purba Hingga Zaman Modern

1. Teknologi Batu dan Tulang

Teknologi mulai berkembang pada zaman paleolithikum. Pada zaman ini, alat yang berasal dari batu dan tulang tersebut masih sangat sederhana dan kasar. Peralatan inilah yang membantu manusia purba dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebab pada masa itu, manusia purba masih hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Hasil kebudayaan dari manusia purba pada masa ini terbagi menjadi dua, yaitu kebudayaan Ngandong dan Pacitan. Bukti dari keberadaan kebudayaan ini dari peninggalan manusia purba berupa batu dan tulang banyak ditemukan di dua wilayah tersebut. Hasil kebudayaan dari kebudayaan Ngandong berupa kapak genggam, ujung tombak, alat serpih, dan alat-alat dari tulang hewan. Sementara, hasil kebudayaan dari Kebudayaan Pacitan berupa kapak perimbang, kapak genggam, dan alat serpih.

Peralatan Batu (sumber: wikipedia)
Peralatan Batu (sumber: wikipedia)

2. Antara Pantai dan Gua

Zaman batu terus berjalan dan manusia purba mulai mengembangkan teknologi lainnya. Ketika memasuki Zaman Mesolitikum, manusia purba tinggal di dua tempat, yaitu di pantai dan gua. Dari tempat tinggal manusia purba di tepi pantai, ditemukan kapak genggam yang berbeda dari Zaman Paleolitikum. Sementara di gua, ditemukan teknologi bebatuan berupa alat serpih, ujung panah, serta peralatan dari tulang dan tanduk rusa.

3. Api

Bagi manusia purba, mengenal api merupakan proses yang sangat penting. Hal ini karena api membuat mereka bisa mengolah atau memasak bahan makanan yang didapat sebelum dikonsumsi. Api juga digunakan oleh manusia purba untuk menghangatkan tubuh ketika cuaca sedang dingin. Selain itu, api juga menjadi sumber penerangan dan senjata untuk mengusir para binatang buas. Manusia purba menemukan api dengan cara membenturkan batu dan menggosokkan kayu, hingga benturan mengeluarkan percikan api yang akan membuat api.

Manusia Purba Mengenal Api (sumber: ikons.id)
Manusia Purba Mengenal Api (sumber: ikons.id)

4. Revolusi Teknologi

Setelah manusia purba mengenal api, manusia purba terus mengalami revolusi dari gaya hidup mereka. Gaya hidup yang awalnya berburu dan mengambil tumbuhan dari alam berubah menjadi memproduksi makanan sendiri dengan cara bercocok tanam. Manusia purba mulai mencoba pertanian dan kemudian disempurnakan secara bertahap. Pada masa ini juga manusia purba mulai tidak lagi memiliki pola hidup nomaden dan mengenal teknik pertanian sederhana. Manusia purba yang hidup pada masa ini juga sudah mengenal teknologi yang digunakan untuk menghaluskan batu. Maka dari itu, alat yang digunakan pada masa ini berupa kapak bahu, kapak lonjong, kapak persegi, dan mata panah yang sudah dihaluskan.

5. Teknologi Pembuatan Logam

Setelah berakhirnya zaman batu, manusia purba mulai memasuki zaman logam. Pada masa ini, manusia purba tidak hanya menggunakan peralatan yang berasal dari batu. Akan tetapi, juga sudah bisa membuat berbagai peralatan yang berasal dari logam. Manusia purba pada zaman logam sudah mengembangkan teknologi cukup tinggi. Karena logam tidak bisa dipecah dan dipahat dengan mudah, berbeda dengan batu (Adnil, 2023).

Perkembangan Manusia Purba Hingga Manusia Modern

Semakin berjalannya waktu, manusia banyak mengalami perubahan. Sebagian besar para ilmuwan yang bertugas dengan penelitian manusia purba baik para paleoantropologi maupun pakar genetika sepakat kemunculan manusia modern atau yang lazim disebut Homosapiens berawal dari Afrika sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Pada 100.000 s.d 70.000 tahun lalu terjadi penyebaran manusia modern dari Afrika ke seluruh dunia. Jejak penyebaran manusia modern awal di dunia, hingga kini masih dapat di lihat di berbagai belahan dunia. Di Australia terdapat orang-orang Aborigin yang memiliki kesamaan dengan gen manusia modern awal yang telah sampai di Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu. Di Asia, jejak penyebaran manusia modern awal dari Afrika diperkirakan mulai 40.000 tahun yang lalu, disaat bersamaan manusia modern dari Afrika menuju Asia Tengah dan juga Asia Tenggara hingga memasuki Indonesia. Jejak rekam perkembangan manusia modern di dunia hingga sekarang keturunannya yang terdapat di Indonesia dapat dilihat pada wilayah Alor (Nusa tenggara Timur) dan Papua yang menggunakan akar bahasa Melanesia (Arfand,2021). 

Persebaran Manusia Purba (sumber: ruangguru)
Persebaran Manusia Purba (sumber: ruangguru)

Keterkaitan dalam kehidupan manusia purba memberikan dampak yang besar bagi manusia modern dalam kurun waktu yang lama. Dalam kurun waktu yang panjang, manusia purba banyak mengalami perubahan dan menjadi manusia modern. Ada Banyak keterkaitan antara manusia purba dan manusia modern sekarang. Manusia purba dan manusia modern memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Hal ini sejalan dengan teori evolusi yang menyatakan asal usul manusia itu sama, yaitu dari suatu tempat di bumi, yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Manusia Berevolusi dalam waktu yang panjang sehingga menghasilkan berbagai ragam manusia ataupun ras yang berbeda. Dari proses evolusi tercipta keberagaman manusia purba dan manusia modern. Berdasarkan teori, inilah mengapa manusia purba dengan manusia modern memiliki ciri-ciri memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi fisik maupun non fisik.

Teori Evolusi (sumber: detik.com)
Teori Evolusi (sumber: detik.com)

Karena ingin menjaga ketersediaan bahan pangan, manusia purba maupun manusia modern sama-sama mengawetkan makanan mereka agar makanan tahan lama. Pada manusia purba cara mengawetkan makanan untuk menyimpan hasil buruan mereka dengan menggunakan cara mengasinkan, menjemur hingga kering, dan memberikan ramuan khusus. Cara mengawetkan makanan manusia modern berkembang dengan menggunakan es maupun alat pendingin seperti lemari es atau termos es. Tetapi hingga sekarang cara mengawetkan makanan dengan cara mengasinkan masih bisa dilihat cara nelayan Indonesia mengawetkan ikan hasil tangkapannya dengan cara membalurkan garam dalam jumlah banyak pada ikan kemudian menjemurnya dibawah sinar matahari hingga kering (Arfand, 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun