Mohon tunggu...
Mayda Arianti
Mayda Arianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

Mayda Arianti, nama saya. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat. Jangan lihat siapa yang menyampaikan tapi, lihatlah apa yang disampaikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belum Resmi Dilantik, Prabowo Sudah Dapatkan Tugas Baru?

5 Oktober 2024   03:30 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:12 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Jelang pelantikan Presiden Indonesia, Prabowo sudah mendapatkan misi besar yang diwariskan Presiden Joko Widodo. Misi besar tersebut mengenai deflasi yang mengancam stabilitas perekonomian Indonesia. Deflasi lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024 menimbulkan tanda tanya baru masyarakat terhadap Kesehatan perekonomian pemerintahan Prabowo.

Dengan harga barang dan jasa yang mengalami penurunan, perhatian publik semakin tertuju pada bagaimana pemerintah akan menangani fenomena ini dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,12% pada September 2024. Ini adalah deflasi kelima berturut-turut selama 2024 dan menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir pemerintahan Presidan Joko Widodo, menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.

Dilansir dari BBC News, dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (01/10), Amelia menjelaskan secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12% (month to month).

Sumber : Badan Pusat Statistik
Sumber : Badan Pusat Statistik

Deflasi berturut-tutut selama 2024 pertama kali terjadi pada Mei lalu, sebesar 0,03% month to month. Lalu semakin dalam di Juni yang menyentuh 0,08% dan tak lebih baik pada Juli dengan 0,18%.

BPS kemudian mencatat deflasi mulai membaik pada Agustus yakni kembali ke level 0,03% secara bulanan. Tapi tingkat deflasi di Indonesia kini kembali terpuruk.

Tercatat bahwa komoditas bensin dan solar mengalami deflasi pada September dan tingkat deflasinya masing-masing sebesar 0,72% dan 0,74%.  Selain iTu, adapun makanan, minuman, dan tembakau juga menjadi penyumbang deflasi beruntun di Indonesia. Kelompok ini mencatat deflasi 0,59% per September.

Sekilas deflasi terdengar menggiurkan karena kita bisa membeli barang lebih murah. Akan tetapi, deflasi sebenarnya membawa dampak yang cukup serius bagi perekonomian. Bahkan banyak orang yang menjadi korban dari deflasi ini. Deflasi terjadi karena permintaan barang dan jasa menurun secara signifikan. Penurunan permintaan tersebut terjadi karena pendapatan atau uang di masyarakat sudah semakin langka didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun