Mohon tunggu...
Mayc Sarah Als
Mayc Sarah Als Mohon Tunggu... Penulis - Share materi kepenulisan dan sastra

Wellcome, banyak berbagi tentang materi kepenulisan sastra seperti menulis novel, konsisten menulis, dialog dan lain-lain. Temukan saya di https://www.alsy.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Majas Metafora dan Personifikasi

18 Januari 2021   19:34 Diperbarui: 18 Januari 2021   19:46 4162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Majas terdiri atas beberapa jenis semacam majas personafikasi, simile, hiperbola, litotes, metafora serta sebagainya. Majas umumnya digunakan dalam suatu novel, cerpen ataupun puisi buat meningkatkan nilai seni pada kalimat di dalamnya supaya tampak lebih menarik serta tidak membosankan. Artikel ini membahas mengenai perbedaan majas metafora dan personifikasi.

Majas Metafora

Pemakaian majas bermanfaat untuk memperjelas serta mempertegas kesan yang mau disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Majas metafora ialah salah satu majas yang menggunakan pemanfaatan kata ataupun kelompok kata bukan dengan makna yang sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan bersumber pada persamaan maupun perbandingan.

Pengertian Majas Metafora

Majas metafora merupakan majas yang memakai kata ataupun frasa yang bukan arti sebetulnya, melainkan bagaikan kiasan maupun penggambaran terhadap objek yang lain.

Bersumber pada uraian diatas, tidak mengherankan bila majas metafora pula diucap sebagao majas perbandingan maupun persamaan. Majas yang menggambarkan suatu dengan persamaan ataupun perbandingan langsung ini tidak memakai kata penghubung. Contohnya bak, semacam, laksana, serta sebagainya. Hendak namun, langsung mengenakan kata kiasan yang sifatnya nyaris sama ataupun bahkan sama.

Dengan terdapatnya majas metafora, bisa membuat pembaca tidak cuma bisa menikmati karya sastra yang dibacanya saja, tetapi pula dapat mendapatkan pengetahuan baru mengenai penulisan kalimat di dalam karya sastra tersebut.

Contoh Majas Metafora

Generasi muda ialah tunas bangsa yang hendak merubah negara ini.

Sang jago merah sukses melahap habis seluruh bangunan pasar di kota Tangerang.

Majas Personifikasi

Penafsiran Majas Personifikasi

Majas ini masuk dalam jenis kiasan yang menyatukan suatu objek untuk sesudah itu diberikan perbandingan dengan objek yang lain.

Bersumber pada asal muasal bahasa, majas personifikasi diadaptasi dari bahasa Yunani kuno, ialah" Prosopopoeia" yang mempunyai makna memanusiakan suatu.

Dalam perihal ini suatu tersebut merujuk pada makhluk hidup tidak hanya manusia, ialah hewan serta tanaman.

Tidak hanya itu pula pada barang mati yang terdapat di dekat kita.

Dengan watak kemanusiaan yang disandingkan pada makhluk lain, mereka akan nampak lebih nyata kehadirannya bersama manusia di dunia ini.

Para pakar membagikan definisi yang bermacam- macam tetapi senantiasa menuju pada iktikad yang seragam.

Salah satunya Nurgiantoro. Dia melaporkan jika personifikasi ialah majas yang memberi kehidupan pada barang mati lewat watak kemanusiaan.

Majas ini populer pula dengan istilah majas pengorangan. Sebab hanya manusia lah yang memiliki watak tersebut.

Pemberian watak kemanusiaan terhadap makhluk lain tidak hanya manusia pada biasanya merupakan watak yang meliputi perasaan, tingkah laku baik verbal ataupun non- verbal, benak, kepribadian, karakteristik raga, serta sebagainya.

Ada persamaan watak di dalamnya antara manusia serta barang mati yang ditampakkan.

Akan tetapi butuh digarisbawahi kalau terdapat perbandingan yang amat kontras dalam pemakaian personifikasi.

Dengan begitu, pakar bahasa yang lain, Keraf pula berkomentar, majas personifikasi ialah gaya bahasa yang menampilkan benda- benda tidak bernyawa seolah hidup dengan sifat- sifat manusia yang dimilikinya.

Contoh Personifikasi

* Malam menampakkan mukanya serta membuatku terus menjadi khawatir berjalan sendiri.

* Burung- burung menyapa di pagi hari yang menyemangatiku buat terus bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun