Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang berasal dari nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit demam berdarah, banyak terjadi pada daerah yang memiliki iklim tropis dan subtropis, dan Indonesia salah satu negara yang beriklim tropis. Tidak heran demam berdarah merupakan penyakit yang memakan korban jiwa sebanyak 621 orang di Indonesia dan sebanyak 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue yang tercatat oleh Kemenkes.
Lalu, bagaimana kita memerangi demam berdarah ini? Tentunya diperlukan kerja sama baik antara seluruh lapisan masyarakat. Supaya tercipta angka yang rendah kasus demam berdarah khususnya di Indonesia. Namun, yang akan penulis bahas pada essay ini adalah peran tenaga kesehatan bidang kesehatan masyarakat dalam mengatasi  tantangan dalam penanganan kasus demam berdarah di Indonesia.
Sebelumnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja tantangan yang dihadapi dalam menangani demam berdarah di Indonesia ini. Selain upaya menekan angka kematian, hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah angka kasus yang terjadi juga. Angka kematian yang terjadi dapat ditekan hingga 1%, tetapi angka terjadinya kasus demam berdarah masih tergolong tinggi. Inilah yang menjadi PR kita. Nyamuk menjadi alat perantara virus dan di Indonesia masih banyak tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.
Tantangan selanjutnya, hasil survei masih berasal dari laporan rumah sakit. Padahal, semua aspek di bidang yang terkait perlu melaporkan semua kasus yang terjadi. Sehingga, diharapkan dapat mengetahui kasus yang benar-benar terjadi di masyarakat itu apa saja dan tentunya hal itu dapat menjadi patokan untuk mengembangkan langkah pencegahan yang harus dilakukan.
Tantangan ketiga, manajemen kasus. Rendahnya angka kematian dan angka terjadinya kasus penyakit demam berdarah yang ada di Indonesia, dapat dicapai apabila laporan-laporan yang diterima tepat waktu dan penanganan bergerak cepat.
Terakhir, kontribusi masyarakat. Tanpa adanya peran dari masyarakat, tentu usaha para tenaga kesehatan maupun medis akan sia-sia. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat menjadi sumbangan angka untuk kasus demam berdarah. Masyarakat perlu menyadari bahwa dimulai dari hal kecil misalnya, rutin membersihkan aliran pembuangan air, bisa membantu mengurangi sarang nyamuk.
Semua tantangan yang telah dijelaskan merupakan tugas yang perlu ditangani oleh tenaga kesehatan khususnya bidang kesehatan masyarakat. Pertama, epidemiolog berperan untuk survei, analisis data, dan membuat rekomendasi kesehatan untuk mengurangi kasus demam berdarah. Kedua, manajer layanan kesehatan harus mengelola dengan tepat dan cepat operasional dan administratif dalam menanggapi laporan-laporan yang masuk. Ketiga, penyuluh kesehatan harus dapat menyadarkan dan menggerakkan masyarakat untuk selalu hidup bersih dan bagaimana langkah preventif yang harus dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit demam berdarah.
Beberapa profesi kesehatan masyarakat yang penulis sebutkan hanyalah segelintir, semua profesi dalam kesehatan masyarakat berperan penting dalam meningkatkan kesehatan di masyarakat, tentunya juga dalam kasus demam berdarah kali ini. Maka, dapat disimpulkan bahwa peran tenaga kesehatan masyarakat sangat berperan penting dalam menangani, mencegah, dan mengurangi penyakit demam berdarah di Indonesia. Sehingga, harapannya kasus demam berdarah di Indonesia akan berkurang secara signifikan.
KATA KUNCI: Kasus, Kesehatan, Peran, Profesi, Tantangan.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik. 2024. Waspada DBD di Musim Kemarau. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240616/0045767/waspada-dbd-di-musim-kemarau/ [online]. (diakses tanggal 13 September 2024).