Mohon tunggu...
Maya Syafana
Maya Syafana Mohon Tunggu... Lainnya - Belum bekerja

saya suka menemukan hal baru dari sudut pandang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Isu Stunting Berakhir dari Pajak yang Mengalir

16 Juni 2024   15:32 Diperbarui: 17 Juni 2024   12:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar oleh halodoc

Generasi muda adalah generasi emas yang harus diperhatikan tumbuh kembangnya. Tentunya permasalahan stunting ini harus menjadi kekhawatiran kita bersama. Meningkatnya angka stunting jadi bencana besar yang akan dihadapi Indonesia ke depannya jika tak kunjung di tangani. Kesehatan tiap anak adalah prioritas kita saat ini. Seperti apa negara kita ini ke depannya tergantung bagaimana generasi muda saat ini. 

Indonesia membutuhkan banyak sekali SDM berkualitas yang cerdas dan kritis untuk membangun negeri ini. Namun, bagaimana bisa seorang anak bernalar kritis jika suplai gizi ke otaknya defisit? Apa upaya yang harus kita lakukan? Kepatuhan membayar pajak adalah kunci. Masalah ini bukan hanya tanggung jawab orang tua, namun juga pemerintah dan masyarakat mampu yang harus taat bayar pajak. 

Berdasarkan data BPS tahun 2019, sebagian besar anak Stunting berasal dari keluarga yang tergolong miskin atau berada di bawah garis kemiskinan. Faktor itulah yang mengakibatkan keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Kurangnya sanitasi air bersih, wawasan orang tua terhadap isu stunting, tidak adanya keuangan stabil guna memberikan gizi rutin pada anak dll berkontribusi dalam peningkatan Stunting di Indonesia. 

Maka dari itu penanganan kemiskinan adalah hal yang harus dilakukan. Dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan lain yang sekiranya membantu kehidupan mereka. Pengecekan rutin terhadap balita di posyandu juga akan mencegah kenaikan stunting di Indonesia. 

Dengan memfokuskan alokasi dana perpajakan untuk kesehatan itu artinya negara membantu menurunkan angka Stunting di Indonesia, yang juga dapat di artikan bahwa negara ikut andil dalam menjaga sumber daya manusianya agar selalu menjadi generasi yang berkualitas, yang mampu bersaing dengan ketajaman berpikirnya. 

Setiap harinya negara harus bergerak untuk maju, tentunya negara juga banyak membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Jika masalahnya ada pada manusianya bagaimana bisa kita maju? Kita butuh banyak sekali anak bangsa yang unggul dalam merealisasikan mimpi kita bersama. Oleh karena itu, jika angka Stunting ini tak kunjung menurun, maka mimpi besar itu takkan pernah terwujud.

Membayar pajak adalah keharusan yang kerap orang-orang abaikan. Padahal manfaat dari hasil iuran masyarakat itu juga akan kembali pada masyarakat. Apalagi para orang yang hidupnya dalam taraf sejahtera bahkan kaya yang enggan membayar pajak menjadi keprihatinan tersendiri. Kesadaran membayar pajak inilah yang harus kita tingkatkan guna mewujudkan mimpi kita bersama. Pemerintah juga harus tegas dalam menangani dan memberi sanksi pada mereka yang enggan membayar pajaknya.

Pengalokasian dana pajak untuk kesehatan yang tepat sasaran juga harus bersama ditingkatkan selaras dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya untuk taat bayar pajak. Masyarakat dan pemerintah harus berjalan dengan satu visi dan misi, yakni bersama bergandeng tangan menuju Indonesia maju. 

Dengan kesadaran inilah kita bisa bersama menggapai mimpi kita serta mampu bersaing dengan negara maju lainnya. Anak muda yang sehat, masyarakat yang taat pajak dan pemerintah yang bertanggung jawab adalah kunci segalanya. Kunci dari sejahtera nya masyarakat dan majunya negara ini.

manfaat pajak ini secara langsung berdampak bagi kesejahteraan hidup orang banyak. Membantu masyarakat menaikkan taraf hidupnya agar sejahtera adalah harapan kita bersama. Taat pajak adalah langkah awal kita untuk menyelesaikan isu kemiskinan dan ketimpangan sosial di negri ini. Oleh karena itu mari bersama-sama kita taat bayar pajak untuk diri kita, orang lain dan bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun