PEMBIASAAN 5S + 2M UNTUK MEWUJUDKAN BUDAYA POSITIF
Mustika Mayasinta
CGP Angkatan 4
Kabupaten Temanggung
SMP N 1 Temanggung
LATAR BELAKANG
Seorang guru memiliki peran untuk membangun atau mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Dalam membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Salah satu strategi diperlukan untuk mewujudkannya adalah membentuk disiplin positif yang dijalankan di sekolah.
Salah satu permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mewujudkan budaya positif karena ternyata pandemi memberikan dampak yang beragam termasuk dalam pembentukan karakter. Ketika pembelajaran beralih ke moda daring atau yang dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadikan pembiasaan baik yang dulu telah berlangsung menjadi terkikis. Adanya keterbatasan guru dalam penumbuhan dan pemantauan pembiasaan berkarakter menyebabkan nilai-nilai baik tersebut menjadi berkurang. Hal ini begitu terasa ketika Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) mulai berlangsung. Kedisiplinan dan kepedulian murid berkurang jika dibandingkan dengan kodisi sebelum pandemi. Oleh karena itu penting sekali untuk menumbuhan disiplin positif di sekolah yang akan menjadi suatu pembiasaan dan akhirnya menjadi budaya positif jika dilaksanakan secara konsisten.
Aksi nyata yang dilaksanakan oleh CGP adalah pembiasaan 5S + 2M (Senyum salam sapa sopan santun+ menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya) sebagai dasar pembentukan karakter peduli pada sesama dan lingkungan sehingga terbentuk motivasi instrinsik dari dalam diri murid yang nantinya akan mewujudkan budaya positif di sekolah sesuai kesepakatan dan keyakinan yang telah dibuat.
TUJUAN AKSI NYATA
Adapun tujuan aksi nyata yang dilakukan oleh Calon Guru Penggerak adalah:
- Menumbuhkan budaya positif melalui kesepatan dan keyakinan kelas
- Menumbuhkan kepedulian terhadap sesama dengan menerapkan pembiasaan 5S dan peduli terhadap lingkungan dengan pembiasaan 2M
- Terciptanya suasana yang positif, aman dan nyaman sehingga murid dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan
- Terwujudnya karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
TOLOK UKUR KEBERHASILAN
- Murid dapat membuat kesepakatan dan keyakinan kelas
- Murid dapat menghormati, menghargai guru dan sesama murid dengan menerapkan 5S di lingkungan sekolah berdasarkan motivasi intrinsik
- Murid bertanggung jawab menjalankan piket kebersihan dan pembiasaan Jumat bersih untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
- Murid dapat membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan sesuai jenisnya
DESKRIPSI AKSI NYATA
Strategi yang dapat dilakukan untuk menerapkan budaya positif di sekolah dengan memanfaatkan sumber yang dimiliki, diantaranya membuat kesepakatan bersama dan keyakinan kelas, sehingga akan berpengaruh pada pola dan kebiasaan dalam belajar. Menerapkan dan membiasakan komunikasi dua arah pada seluruh warga sekolah. Dampak yang ingin dilihat adalah kesadaran berdisiplin positif dan membangun budaya positif dimanapun murid berada. Berawal dari peran guru membudayakan disiplin positif dengan mengubah paradigma disiplin menjadi disiplin positif.
Budaya positif yang sudah ada di sekolah kami selain 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), peduli lingkungan dan giat literasi. Dimana program-program di semua lini dapat dijalankan serta terintegrasi dan membentuk kebiasaan positif. Adapun langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan adalah:
- Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah
- Melakukan sosialisasi budaya positif kepada Kepala sekolah, guru dan murid
- Membuat kesepakatan kelas dan keyakinan kelas
- Berkomunikasi dengan murid untuk melakukan piket kelas secara tertib dan pemilahan sampah organik dengan non organik
- Guru secara bergiliran melakukan piket pagi untuk melaksanakan kegiatan salam sapa dan mengecek ketertiban siswa.
- Melakukan refleksi dan perbaikan
HASIL AKSI NYATA
- Murid dapat membuat kesepakatan bersama dan menyusun keyakinan sebagai suatu nilai kebajikan universal yang mereka percayai
- Setiap pagi murid melakukan salam sapa dengan guru ketika memasuki gerbang sekolah dan menjadi suatu pembiasaan
- Murid melakukan piket kebersihan dan pembiasaan Jumat bersih sebagai suatu bentuk tanggung jawab
- Murid dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan tidak membuang sampah sembarangan
Dalam melakukan aksi nyata tersebut masih ada beberapa kendala yang dihadapi Calon Guru Penggerak antara lain: murid yang banyak dengan berbagai latar belakang tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menerapkan budaya positif secara merata selain itu untuk merubah paradigma membutuhkan sinergi dari semua pihak baik Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan murid untuk saling mengingatkan dan mendukung budaya positif di sekolah.
 Â
REFLEKSI DAN RENCANA PERBAIKAN
Pelaksanaan aksi nyata ini belum seratus persen terlaksana sesuai rancangan dan harapan dari CGP karena beberapa tantangan seperti di atas. Sehingga untuk yang akan datang ada beberapa rencana perbaikan yang akan dilakukan, yaitu selalu mengingatkan kepada murid tentang kesepakatan dan keyakinan kelas yang telah dibuat sehingga murid akan terbiasa dan dapat melaksanakan sesuai kesepakatan tersebut, melakukan sosialisasi secara lebih luas kepada guru tentang pentingnya budaya positif, dan menghidupkan kembali bank sampah sekolah yang selama satu tahun terakhir kurang maksimal karena pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H