Meskipun saat ini nahkoda kepemimpinan partai berada di bawah kendali AHY, semangat membela kepentingan rakyat tak pernah luntur. Terlihat, di bawah kepemimpinan AHY, kader-kader partai Demokrat tetap terdepan di lembaga legislatif (DPR RI) dalam menyampaikan aspirasi rakyat.
Silahkan saja cek di mesin pencarian Google terkait kebijakan terkait Corona, Omnibus Law, Jiwasraya dan kebijakan-kebijakan strategis pemerintah lainnya, Partai Demokrat selalu terdepan memberikan kritikan sekaligus masukan yang konstruktif agar pemerintah selalu bersikap adil terhadap semua warga negara dan rakyatnya.
3. Tidak Menjajakan Pancasila dan Agama Sebagai Dagangan Politik
Partai Demokrat merupakan salah satu partai yang berideologikan Nasionalis-Religius di Indonesia. Bedanya, Partai Demokrat tak menjadikan Pancasila sebagai topeng nasionalis dan menjajakan agama sebagai bentuk religiusitas dalam kehidupan berpolitik.Â
Meskipun berpihak dalam satu diantara dua kandidat yang berkompetisi dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat menolak mengeksploitasi berlebihan Pancasila dan agama.
Meskipun dampak dari itu semua adalah kecilnya peraihan suara Partai Demokrat di Pemilu 2019, namun dengan sikapnya Partai Demokrat bisa menjadi penyeimbang dua kutub yang saling bertolak belakang tersebut.Â
Bayangkan, jika polarisasi dari eksploitasi berlebihan Pancasila dan agama tanpa ada penyeimbang, bisa jadi korban nyawa pasca Pilpres 2019 lalu bisa jauh lebih banyak.Â
Nasionalis-Religius bagi Partai Demokrat bukanlah sekedar barang dagangan, ia menjadi ruh sekaligus nafas pergerakan partai mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.
Melalui tiga alasan ini, dengan melihat dinamika politik dan situasi nasional belakangan ini, saya tak malu mengungkapkan bahwa saya adalah pemilih Demokrat.Â
Meskipun saya paham betul suara Demokrat tidak terlalu besar di DPR, tapi dengan terus berjalan pada garis perjuangan rakyat, saya merasa bangga telah menjadi bagian (pemilih) dalam perjuangan Partai Demokrat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H