Mohon tunggu...
Maya Sari
Maya Sari Mohon Tunggu... Wiraswasta - banyak kekurangan namun selalu berupaya menjadi yang terbaik

seorang wanita tangguh

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menjemput dan Menyerap Aspirasi, AHY "The Real Leader"

8 Mei 2018   12:00 Diperbarui: 11 November 2022   22:01 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus bergerak meninggalkan zona nyamannya sebagai mantan tentara dan anak dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia bergerak menyusuri ruang-ruang yang selama ini tidak tersentuh oleh elite-elite bangsa ini. Menjemput dan menyerap langsung kehendak rakyat.

AHY adalah sosok teladan yang seharusnya dijadikan contoh bersama oleh generasi muda saat ini. Ia lebih banyak mendengar daripada berbicara ini dan itu. Memang sejatinya itulah yang dibutuhkan rakyat Indonesia di tengah kemelut politik 2019 yang kian memanas saat ini.

Rakyat butuh pemimpin yang bisa mendengarkan keluh kesah mereka. Rakyat tidak butuh pemimpin yang haus kekuasaan hingga sikat sana dan sikut sini menghalalkan berbagai cara. AHY berhasil menggenapi keinginan rakyat tersebut dengan turun ke bawah (turba) yang dilakukannya.

Dalam seni komunikasi kepemimpinan, keterampilan mendengarkan adalah seni tingkat tinggi. Dibutuhkan proses intelektual dan emosional yang matang. Jadi, pintar saja tidak cukup modal untuk menjadi pemimpin yang jika tidak memiliki sisi emosional yang positif (simpati dan empati).

Menurut Courtland dan John (2013:66) mendengarkan merupakan ketrampilan paling penting yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja. Dengan mendengarkan kita dapat  menunjukkan empati, anda membantu individu tersebut melepaskan emosinya yang tertahan.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dalam setiap kunjungan AHY ketengah masyarakat, ia juga bisa menempatkan lima hukum komunikasi dengan baik. AHY selalu terlihat humble (bersikap rendah hati), respect (menghargai setiap individu), emphaty (bisa menempatkan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain), audible (menyampaikan pesan dengan baik), dan clarity (memberikan kejelasan agar tidak terjadi salah tafsir).

Jika diibaratkan dengan menu makanan, AHY merupakan paket komplit yang siap memanjakan bagi siapa saja yang menikmati. Ia muda, berprestasi, dan mau menyerap bahkan menjemput langsung keluhan-keluhan rakyat.

Bagi saya AHY bukan lagi "The Next Leader" melainkan "The Real Leader". Jadi sudah saatnya lah generasi "baby boomers" berlogowo memberikan kesempatan kepada yang muda untuk berbuat dan berkarya untuk bangsa ini. Sudah cukup 20 tahun reformasi generasi "baby boomers" bertarung berebut kekuasaan, sekaranglah saatnya yang muda untuk mengabdi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun