Detik-detik waktu terus berlalu
Tak mau menunggu kapan sadarku
Sisakan serpihan sesal di hati
Sejak dirimu pergi dari hidupku
Dulu
Kau semaikan bibit cinta di hati
Aku tak peduli
Hingga gersang lahan jiwa mu
tak jua ku sirami kasih
namun cinta mu tetap tumbuh
meski layu dan rapuh
dan akhirnya patah ditapak langkahku
sesal
ku maki diri ini
mengapa baru kini ku pahami sikapmu
yang bertahan hanya untuk kebahagiaanku
mengapa baru kini kusadari
putihnya cinta yang kau beri
terlambat kiranya penyesalanku
janur kuning melengkung tutupi jalanku
sirnakan asa untuk ku kembali padamu
merapuh jua akhirnya langkahku
di sudut hati yang hampa
ku hanya bisa meratapi cintamu yang pergi
hempaskan buih-buih rinduku
semakin dalamlah penyesalanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H