Mohon tunggu...
Mayang Kamila
Mayang Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Jurnalistik

Saya memiliki hobi bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patologi Sosial: Miras dan Judi menurut Al Quran

20 Juni 2024   03:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   03:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patologi berasal dari kata pathos, yaitu penderitaan atau penyakit, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, patologi berarti ilmu tentang penyakit. Sementara itu, sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antarmanusia yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi, yakni individu atau manusia yang berinteraksi atau berhubungan secara timbal balik, bukan manusia dalam arti fisik.

Oleh karena itu, pengertian patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap "sakit", disebabkan oleh faktor sosial atau ilmu tentang asal usul dan sifat-sifatnya, penyakit yang berhubungan dengan hakikat adanya manusia dalam hidup masyarakat. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Kartini Kartono bahwa patologi sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas keluarga, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal. 

Semua sosiolog mendefinisikan patologi sosial sebagai; Semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal. Sedangkan yang disebut sebagai masalah sosial adalah; Pertama, semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau yang memperkosa adat istiadat masyarakat (dan adat-istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama).Kedua, situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan orang banyak. Jelaslah bahwa adat-istiadat dan kebudayaan itu mempunyai nilai pengontrol dan nilai sanksional terhadap tingkah laku anggota masyarakatnya. Maka tingkah laku yang dianggap sebagai tidak cocok, melanggar norma dan adat istiadat, atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum dianggap sebagai masalah sosial.

Al-Qur'an menjelaskan tiap-tiap perbuatan yang berkenaan dengan masalah patologi sosial dan memberikan ancaman serta peringatan bagi orang yang melakukan patologi sosial. Secara jelas, Al-qur'an telah memberikan peringatan-peringatan mengenai masalah yang berhubungan dengan patologi sosial, misalnya mengenai yang memabukkan, seperti narkoba dan minuman keras terdapat dalam Al-Qur'an, yaitu surat al-Baqarah ayat 219 yang berbunyi:

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya." Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, "Kelebihan (dari apa yang diperlukan)." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan." (Q.S 2: 219)

Surah Al-Baqarah ayat 219 ini membahas tentang minuman keras (khamr) dan perjudian. Ayat ini menjelaskan bahwa meskipun ada manfaat tertentu dalam khamr dan judi, dosa dan bahaya yang ditimbulkan keduanya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Bahaya ini mencakup dampak negatif pada kesehatan, moral, sosial, dan ekonomi. Selain itu, ayat ini juga memberikan panduan tentang pengeluaran harta, yakni menafkahkan harta yang lebih dari kebutuhan pokok untuk kepentingan orang lain. Penutup ayat ini mengajak umat Islam untuk berpikir dan menggunakan akal dalam memahami dan menjalani ajaran agama.

Lalu terdapat juga di dalam surat al-Maidah ayat 90 yang berbunyi:

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." (Q.S 5:90).

Surah al-Maidah ayat 90 ini menjelaskan larangan terhadap konsumsi minuman keras (khamr), perjudian, berhala, dan undian nasib. Ayat ini menyebutkan bahwa semua itu adalah perbuatan keji dari setan dan mengarahkan umat Islam untuk menjauhinya agar dapat meraih keberuntungan. Larangan ini bertujuan untuk menjaga moral, kesehatan, dan ketertiban sosial, serta menghindarkan manusia dari kerugian dan dosa. Ayat ini menegaskan pentingnya menjauhi segala bentuk aktivitas yang merusak diri dan masyarakat.

Selain itu, di dalam surat al-Maidah ayat 91 juga berbunyi:

"Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti." (Q.S 5:91).

Surah Al-Maidah ayat 91 menguraikan dampak buruk dari minuman keras (khamr) dan perjudian. Ayat ini menyatakan bahwa setan menggunakan khamr dan perjudian untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia, yang dapat memecah belah persaudaraan dan harmoni sosial. Selain itu, khamr dan perjudian menghalangi manusia dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, yang merupakan kewajiban utama dalam Islam. Dengan demikian, ayat ini menekankan bahwa menjauhi khamr dan perjudian tidak hanya penting untuk kesehatan dan ketertiban sosial, tetapi juga untuk menjaga hubungan yang baik dengan Allah dan menjaga konsistensi dalam beribadah. Ayat ini memperingatkan umat Islam agar waspada terhadap godaan yang dapat merusak hubungan sosial dan spiritual mereka.

Ketiga ayat ini memberikan panduan dan peringatan yang jelas mengenai bahaya minuman keras (khamr) dan perjudian. Surah Al-Baqarah ayat 219 mengakui bahwa meskipun ada beberapa manfaat dalam khamr dan perjudian, dosa serta bahaya yang ditimbulkan keduanya jauh lebih besar, yang mencakup dampak negatif pada kesehatan, moral, sosial, dan ekonomi. Ayat ini juga mendorong umat Islam untuk menafkahkan harta yang lebih dari kebutuhan pokok. Surah Al-Maidah ayat 90 secara tegas melarang konsumsi khamr, perjudian, berhala, dan undian nasib, menyebutkan bahwa semua itu adalah perbuatan keji dari setan yang harus dijauhi agar meraih keberuntungan. Ayat 91 melanjutkan dengan menjelaskan bahwa setan menggunakan khamr dan perjudian untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia serta menghalangi mereka dari mengingat Allah dan melaksanakan salat.

Secara keseluruhan, ayat-ayat ini menekankan pentingnya menjauhi khamr dan perjudian untuk menjaga keharmonisan sosial, kesehatan, moral, dan spiritual, serta untuk memastikan ketaatan dalam beribadah kepada Allah. Ayat-ayat ini mengajak umat Islam untuk berpikir bijak dan menghindari aktivitas yang merusak diri dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun