Mohon tunggu...
Mayang Wahjudi
Mayang Wahjudi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi, 21, Hamburg, pecinta buku\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bila Sang Professor Pun Ikut Berdemo...

14 Juli 2011   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

postingan sangat telat akibat badai ujian yang menghadang [caption id="attachment_122628" align="aligncenter" width="576" caption="Suasana di depan Kantor Presiden Universitas Hamburg"][/caption] Hamburg, Jerman, 10 Juni 2011. Hamburg kini sudah memasuki musim panas. Jaket-jaket tebal akhirnya pensiun untuk sementara, sekarang tibalah saatnya untuk memamerkan perut six-pack dan lengan langsing hasil workout mati-matian selama musim dingin sebelumnya. Etalase di toko-toko pun sibuk bertanding menampilkan baju yang paling in dan trendy untuk Sommer ini. Café-café laris manis menjual aneka ragam eskrim yang memanjakan lidah. Katanya Jerman resesi? Inflasi pasar? Tapi nampaknya depresi ekonomi terlupakan akibat sengat matahari yang telah ditunggu-tunggu selama berbulan-bulan. Di jalan terdengar hiruk-pikuk anak-anak sekolah yang mulai besok akan  memasuki liburan Pfingsten, berceloteh gembira tentang rencana-rencana mereka untuk seminggu kedepan. Bus berhenti. Akhirnya sampai juga saya di Universitas Teknik Hamburg, TUHH, tempat saya menempuh studi. Jarum jam menunjukkan pukul 7.40. Sudah ada berpuluh-puluh mahasiswa yang berkerumun di depan laboratorium Teknik Mesin. Janggal. Biasanya syukur-syukur mereka yang masuk jam 8.00 datang tepat waktu. Saya bertanya, ada apa? Ada ekskursi ke salah satu pabrik? Salah satu dari mereka menjawab bahwa mereka adalah para mahasiswa Himpunan Teknik Mesin TUHH, berkumpul untuk membantu teman-teman dari universitas-universitas lain yang akan menyerbu kembali Balai Kota Hamburg. Menyerbu? Oleh kata lain, berdemonstrasi. Teringat langsung dua hari sebelumnya, hari Rabu (7/6), 10.000 protestan mengitari pusat kota Hamburg dan berakhir mengepung gedung Balai Kota, Hamburger Rathaus, saya diantaranya.

Kompak & Solid: Melawan Pemotongan Dana Pendidikan! Semua turun ke jalan: Rektor, Profesor, Dosen, Mahasiswa, Anak-anak Sekolah, Bayi, Anak Kecil, Binatang Peliharaan, etc. Dari semua perguruan tinggi di provinsi Hamburg!" Yanti Mirdayanti - Dosen Bahasa Indonesia, Universitas Hamburg

Lain halnya dengan situasi di Indonesia, dimana anggaran untuk pendidikan yang lumayan besar seringkali menghilang begitu saja dibalik nafsu pribadi para pejabat, pemerintah kotapraja Hamburg yang memiliki otonomitas negara bagian ingkar janji. Partai dan koalisi yang memenangkan pemilu tahun lalu memutuskan untuk mengeluarkan Sparbeschlüsse, keputusan Pemotongan Dana Pendidikan. Alhasil, banyak jurusan-jurusan dan fakultas yang direncanakan untuk ditutup begitu saja.

1310617135448305095
1310617135448305095
1310617308939210166
1310617308939210166
1310617364497259448
1310617364497259448
13106173842088678439
13106173842088678439
13106173851049483229
13106173851049483229
13106174311308046261
13106174311308046261
"Kami disini berkumpul, berdemo, untuk menjadikan Hamburg kota Pendidikan [...]" Prof. Dieter Lenzen, Presiden Universitas Hamburg

Jauh-jauh hari sebelumnya, para pembicara Himpunan Mahasiswa dari berbagai universitas di Hamburg, HAW, HfBK, TUHH, Universität Hamburg dan Hafen City Universität telah mengumumkan rencana aksi demo kepada pihak pemerintah. Dengan begitu, pada hari H-nya telah banyak anggota keamanan yang siap menemani protestan dengan rambu-rambu yang juga tersedia. Pada hari Rabu tersebut , mulai pukul 17.00 waktu Eropa Tengah, para pemimpin universitas, pakar edukasi di Hamburg beserta anggota-anggota kabinet Bürgerschaft Hamburg direncanakan berdiskusi mengenai topik-topik yang sedang hangat di negara Jerman.  Sementara para mahasiswa berbondong-bondong berkemah di depan Balai Kota, di dalam gedung akan dibicarakan langsung di antara lain masalah penurunan dana untuk higher education di Hamburg. Perlu digarisbawahi bahwa belum lama, pemerintahan di Hamburg mengalami perubahan tahta dan berakhir dengan kebijakan baru yakni free tuition untuk universitas negeri yang akan berlaku mulai tahun ajaran 2011/2012. Akan tetapi, walaupun  kebijakan tersebut sangat menguntungkan bagi masyarakat di Hamburg, mahasiswa pada khususnya, wajar saja bila para mahasiswa pun kembali murka melihat bagaimana ribuan Euro dana yang tadinya diperuntukkan untuk higher education akhirnya hendak dipotong oleh pemerintah yang baru. Oleh karena  itu, gagasan untuk berdemo di depan Balai Kota sangat didukung oleh semua lapisan mahasiswa. 10-15.000 mahasiswa akhirnya menunggu dengan sabar di depan Balai Kota, sementara 220 dari mereka berhasil masuk gedung dan menyaksikan prosesi diskusi secara langsung. Yang saya perhatikan disini, semua lapisan masyarakat di bawah naungan universitas sangat kompak satu sama lain. Mau profesor, asisten, dosen biasa, mahasiswa tingkat satu, postdoc, mahasiswa S-2, mahasiswa S-3, Rektor bahkan Presiden Universitas pun ikut serta dalam demonstrasi ini. Salah satu surat kabar juga memberitakan bagaimana di dalam rapat resmi, saat beliau mendeklarasikan motion di Balai Kota, Presiden Hochschule für Bildende Kunst Martin Köttering pun melepas pakaian atas beliau dengan alasan "Ein Bild sagt mehr als Tausend Worte" yang bisa diartikan sebagai "Satu image mendeskripsikan lebih banyak ketimbang seribu kata". Kapan ya, biaya universitas di Indonesia bisa dipotong ataupun dijadikan gratis sekalian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun