Mohon tunggu...
mayang Desma Dwiyana
mayang Desma Dwiyana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Volly ball

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Moral Yang Dikemukakan Lawrence Kohlberg

19 Januari 2025   08:44 Diperbarui: 19 Januari 2025   08:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg berfokus pada bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang apa yang benar dan salah seiring bertambahnya usia dan pengalaman. Kohlberg mengembangkan teori ini berdasarkan teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif, namun ia lebih menekankan pada aspek moral dan etika. Teori Kohlberg terdiri dari tiga tingkat perkembangan moral, yang masing-masing terbagi menjadi dua tahap. Berikut adalah penjelasannya:

1. Tingkat Pra-Konvensional (Pre-conventional Level)

Pada tingkat ini, keputusan moral individu sangat dipengaruhi oleh konsekuensi eksternal, seperti penghargaan atau hukuman. Biasanya terjadi pada anak-anak, namun bisa juga terlihat pada orang dewasa dengan pemikiran yang lebih sederhana.

Tahap 1

Kepatuhan terhadap hukuman dan keteraturan

Anak-anak atau individu pada tahap ini menghindari hukuman dan mematuhi aturan untuk menghindari konsekuensi negatif. Moralitas didasarkan pada kebutuhan untuk menghindari hukuman daripada pemahaman tentang kebaikan atau keadilan.

Tahap 2

Kepentingan pribadi dan pertukaran

Pada tahap ini, individu memahami bahwa tindakan moral dapat menguntungkan diri mereka sendiri. Mereka cenderung bertindak untuk mencapai kepentingan pribadi atau untuk menerima imbalan. Mereka memandang moralitas sebagai pertukaran yang saling menguntungkan.

2. Tingkat Konvensional (Conventional Level)

Pada tingkat ini, individu mulai mengadopsi norma dan nilai sosial yang lebih luas. Mereka bertindak untuk memenuhi harapan sosial dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Tahap 3

Menjadi orang baik

Individu pada tahap ini berfokus pada memenuhi harapan orang lain, seperti orang tua, teman, atau masyarakat. Mereka cenderung ingin disukai dan diterima oleh orang lain, dan moralitas mereka ditentukan oleh apa yang dianggap baik dalam konteks hubungan sosial.

Tahap 4

 Kepatuhan terhadap hukum dan ketertiban

Pada tahap ini, individu mengikuti aturan dan norma sosial karena mereka percaya bahwa ketertiban dan hukum penting untuk menjaga masyarakat. Moralitas mereka didasarkan pada pemahaman tentang kewajiban dan tanggung jawab sosial, dan mereka lebih mengutamakan penghormatan terhadap otoritas dan peraturan.

3. Tingkat Pascakonvensional (Post-conventional Level)

Pada tingkat ini, individu mulai mengembangkan pemikiran moral yang lebih abstrak dan didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan keadilan yang lebih umum. Mereka memahami bahwa moralitas bisa bersifat relatif dan dapat dipertanyakan.

Tahap 5

Kontrak sosial dan hak individu

Individu pada tahap ini mengakui bahwa masyarakat harus berfungsi dengan cara yang memastikan kesejahteraan bersama. Mereka memahami bahwa aturan dan hukum bisa diterima, namun mereka juga percaya bahwa hukum dapat dibenarkan atau diganti jika tidak lagi melayani keadilan atau kesejahteraan sosial.

Tahap 6

Prinsip etika universal

Pada tahap ini, individu berpegang pada prinsip moral dan etika universal, seperti keadilan, hak asasi manusia, dan kebebasan individu, yang dapat mengatasi perbedaan sosial atau hukum. Mereka membuat keputusan moral berdasarkan prinsip-prinsip ini, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum atau norma sosial yang berlaku.

Kesimpulan:

Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral seseorang tidak terjadi dalam satu langkah atau tahap yang cepat, melainkan melalui proses yang berkelanjutan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kognitif, sosial, dan budaya. Sebagai tambahan, Kohlberg menyatakan bahwa tidak semua orang mencapai tahap tertinggi dari perkembangan moral, dan perkembangan ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun