Sragen - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 009 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan sosialisasi sekaligus demonstrasi praktek pembuatan produk inovasi olahan kerupuk ikan kepada masyarakat di Dukuh Gunung Sono, Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (27/02/2023) dan bertempat di salah satu rumah warga setempat (Joko M) yang juga menjadi posko tempat tinggal anggota kelompok KKN 009. Target peserta acara yakni ibu-ibu yang mayoritas ibu rumah tangga sekaligus petani/nelayan.
Mengingat letak geografis Desa Gilirejo yang berada di sekitar kawasan Waduk Kedung Ombo (WKO) wilayah Sragen, tidak dipungkiri bahwa perairan menjadi potensi ladang mencari nafkah bagi warga di sekitarnya. Ikan --ikan baik yang liar maupun hasil budidaya di sini pun beragam mulai dari ikan nonong, gurame, nila, hingga patin. Kebanyakan warga  langsung menjual hasil tangkapan mereka kepada pengepul dalam kondisi segar sehingga mereka dapat langsung mendapatkan uang.Â
Program kerja ini tercetus dari hasil observasi tersebut dan para anggota kelompok sepakat untuk menjadikannya program kerja utama dari rangkaian program kerja kelompok KKN 009 selama di Desa Gilirejo. Trial dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan resep yang sempurna dan cocok diaplikasikan oleh ibu-ibu setempat.
Ikan nonong, begitu masyarakat setempat menyebutnya dipilih menjadi bahan utama karena menjadi salah satu komoditas ikan terbesar yang banyak dijumpai di sini. Bercirikan kecil dan banyak durinya, menurut warga mereka lebih memilih untuk mengolahnya dengan di goreng saja, dan biasanya hanya dijadikan lauk untuk konsumsi sendiri.
Setelah pemaparan singkat tentang latar belakang kelompok membuat kerupuk ikan ini, antusiasme ibu-ibu yang hadir semakin tinggi untuk menyaksikan cara pembuatannya. Langkah awalnya yakni dengan mengukus ikan terlebih dahulu agar mudah untuk dipisahkan dari duri dan sekaligus mudah dihancurkan. Selanjutnya, ikan dicampur dengan bahan-bahan lainnya sampai adonan menjadi kalis, kemudian dibentuk sesuai selera umumnya lonjong memanjang untuk dikukus. Langkah berikutnya setelah dikukus yaitu pendinginan, yang terbagi menjadi dua tahap, di suhu ruang dan di freezer. Terakhir adalah memotong tipis-tipis kerupuk untuk selanjutnya dijemur sampai kering dan menjadi kerupuk setengah jadi yang siap untuk digoreng.
Banyak bermunculan pertanyaan dan tanggapan seputar cara pengolahan kerupuk saat praktek tengah berlangsung. Ibu-ibu menanggapi dengan antusias "Ini bisa jadi prospek lapangan kerja dan komoditas jual baru, Â dari pengolahan ikan menjadi kerupuk ini kita bisa tau caranya, apabila kedepannya bisa menjadi oleh-oleh khas dari Desa Gilirejo bisa meningkatkan perekonomian warga sini juga" ungkap salah satu peserta kegiatan Wahyu Utami, Senin (27/02/2023).
Â
Penanggungjawab kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk kelompok KKN 009, Ahmad Rizyaldi berterimakasih atas antusiasme ibu-ibu setempat sekaligus berharap kegiatan ini membantu roda perekonomian masyarakat di masa depan, "Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk mengenalkan komoditas layak jual yang baru sekaligus bagaimana cara pengolahannya kepada ibu-ibu sekalian, kami berharap masyarakat setempat dapat terbantu walaupun hanya sekedar memiliki pengetahuan tentang kerupuk ikan ini" ungkapnya pada Senin (27/02/2023).
Setelah kegiatan utama terlaksana terdapat program kerja lain terkait dengan pengolahan kerupuk yaitu pengenalan kemasan atau cara mengemas produk yang baik dan benar. Yulian Candra P, selaku ketua kelompok KKN 009 berharap dengan adanya rangkaian kegiatan ini, masyarakat terutama ibu-ibu setempat mempunyai pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah ikan hasil tangkapan keluarga mereka dan bisa menjadikannya langkah awal dalam membuka bisnis baru untuk menopang perekonomian masyarakat Desa Gilirejo.
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H