Di Simpulkan: Teori kognitif tentang bunuh diri membantu kita memahami bagaimana proses berpikir seseorang mempengaruhi perilaku bunuh diri. Dari Beck hingga Joyner, kontribusi para ahli teori ini memperluas wawasan kita mengenai faktor kognitif yang mungkin penting dalam intervensi dan pencegahan bunuh diri.
Tentu kasus diatas meningalkan banyak pembelajaran, peristiwa ini menjadi PR untuk kita semua, tidak hanya orang tua peran guru dan lingkungan  sangat penting untuk sedikit memberikan edukasi yang ramah pada anak-anak agar tidak candu dalam bermain gadget, dan kejadian seperti diatas tidak terulang Kembali. Bunuh diri bukan hal yang dapat di bernarkan. Namun kejadian ini bisa menjadi alarm untuk para orang tua agar sebisa mungkin membangun komunikasi yang baik dengan anak, agar mengantisipasi anak berbuat hal buruk yang dapat menyakiti diri nya sendiri.
Amelia Putri Arnanto, 2022011032, Program Studi Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Aura Citra Khoirunnisa, 2022011037, Program Studi Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Farah Rizkinia Prasetyani, 2022011039, Program Studi Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Mayang Dwi Amanda, 2022011065, Program Studi Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Flora Grace Putrianti, S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog. Dosen Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H