Sebanyak tiga mahasiswa program studi Gizi asal Universitas Negeri Semarang telah selesai melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi Olahraga di klub sepak bola kebanggaan warga Kabupaten Pemalang yakni PSIP.Â
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan pengalaman secara nyata dan mengaplikasikan pembelajaran teroritis guna mengetahui bagaimana manajemen asupan zat gizi pada atlet sepak bola di klub PSIP Pemalang.Â
Atas izin tim manajemen dari head coach yakni Bapak Charmadi, kegiatan PKL ini dapat dilaksanakan sejak tanggal 26 Oktober hingga tanggal 25 November tahun 2021.
Seperti yang kita ketahui bahwa sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga dimana setiap pemainnya dituntut untuk selalu memiliki kebugaran jasmani yang baik agar dapat mendukung pergerakan secara efisien dan efektif. Kebugaran seorang atlet erat kaitannya dengan pemenuhan asupan zat gizi.Â
Melalui manajemen latihan yang baik, termasuk dalam kebutuhan dan kecukupan gizi yang sesuai dengan jenis olahraga yang digeluti, seorang atlet dapat mencapai prestasi yang maksimal.Â
Namun, masih banyak atlet yang asupan gizinya tidak sesuai akibat kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam memilih makanan, dan masih kurangnya edukasi gizi tentang pentingnya pengaturan gizi bagi prestasi dan performa atlet, tidak terkecuali pada para atlet PSIP yang memang sedang mengikuti pertandingan dalam Liga 3 Jawa tengah.Â
Dengan demikian, diperlukan observasi lapangan untuk mendapatkan gambaran nyata dan mengetahui lebih dekat mengenai manajemen asupan gizi pada atlet di klub sepak bola PSIP Pemalang.
Melalui Tn. A (20) dan Tn. R (23), yakni 2 orang altet yang dipilih acak dari total 27 atlet PSIP, kegiatan ini dilakukan dengan penggalian data terkait indentitas klien, data antropometri, data fisik klinis, dan data riwayat asupan makanan.Â
Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan analisis untuk mendapatkan fokus permasalahan berupa diagnosis gizi. Asupan oral tidak adekuat merupakan masalah gizi yang ditemukan pada kedua atlet dari klub sepak bola PSIP Pemalang.Â
Hal ini disebabkan karena kurangnya akses (ekonomi) untuk mendapatkan makanan atau zat gizi, kurangnya pengetahuan terkait makanan atau zat gizi, serta adanya peningkatan aktivitas fisik baik selama pertandingan, dimana hal ini ditunjukkan dengan pemenuhan asupan energi yang kurang dari 90% kebutuhan.
Berdasarkan permasalahan gizi tersebut, maka dilakukan intervensi kepada kedua atlet yang disesuaikan dengan dana, materi, waktu, sarana dan prasarana, serta kemudahan pelaksanaan yaitu melalui kegiatan konseling, sebanyak satu kali seminggu selama 2 minggu masa intervensi dengan metode caramah dan tanya jawab menggunakan media leaflet.Â
Monitoring dan evaluasi dari hasil intervensi berupa pemberian diet gizi seimbang dan konseling gizi menggunakan media leaflet menunjukkan bahwa asupan makan Tn.A dan Tn. R mengalami peningkatan mendekati kategori baik meskipun belum dapat mencapai target hingga 90%, berat badan relatif stabil dan status gizi berdasarkan indeks BB/TB masih tetap berada dalam kategori normal, serta  klien tampak bugar.
Pemenuhan asupan atlet sangat berpengaruh pada performa atlet di lapangan. Pada dasarnya pamahaman ini tidak hanya harus dimiliki oleh atlet itu saja, tetapi juga pada para pelatih dan juga pada manajemen penyelenggara makanan di institusi olahraga itu sendiri.Â
Hal ini karena asupan zat gizi yang seimbang tidak hanya dapat memperbaiki gizi atlet, akan tetapi juga meningkatkan performat atlet di lapangan, baik itu pada saat latihan maupun pertandingan.Â
Oleh karena itu, disarankan untuk selalu dilakukan pemantauan terhadap kecukupan asupan makanan atlet agar efek yang diperoleh dapat dirasakan secara nyata.Â
Sehingga upaya dalam meningkatkan kecukupan asupan makan atlet dapat benar-benar terjadi secara signifikan dan performa atlet di lapangan juga dapat meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H