Di satu sisi, saya bersyukur terhindar dari kepanikan semacam itu berkat sosialisasi siaga bencana yang terus saya dengar di radio, namun di sisi lain saya juga prihatin dengan belum maksimalnya edukasi siaga bencana kepada masyarakat. Saya pikir, jika sosialisasi itu terus dilakukan, bahkan dengan lebih massif dan menggunakan aneka metode kreatif, misalnya melalui sandiwara radio yang terus memancing orang untuk mengikuti kisahnya, maka panik massal itu mungkin bisa diminimalisir.
Bagaimana pun, kita hidup di nusantara yang berada di atas cincin api dunia. Di satu sisi, kawasan cincin api ini membawa berkah luar biasa untuk hidup kita: tanah yang sangat subur, yang tongkat kayu dan batu saja--menurut Koes Ploes--bisa jadi tanaman, limpahan air di mana-mana, hujan sepanjang tahun, matahari bersinar setiap musim, ragam flora dan fauna yang luar biasa, namun, di satu sisi ada konsekuensi yang harus kita terima dari anugerah itu. Menurut saya, ini adalah keseimbangan. Jadi, kita olah kekayaan bumi kita, dan berjaga-jaga dari potensi bencananya. Terus melakukan siaga bencana melalui berbagai sosialisasi, salah satunya sosialisasi di radio, akhirnya menjadi sebuah keniscayaan.