Mohon tunggu...
Maya Kurnia Sari
Maya Kurnia Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Belum Bekerja / Fresh Graduate

Komunitas/LSM terkait pendidikan, Cooking and Travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Malam untuk Menjadi Manusia Apa Adanya, Anak Kecil dan Perkelahian

3 September 2023   06:08 Diperbarui: 3 September 2023   06:11 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran perilaku seperti anak kecil tersebut biasa terjadi juga dalam kehidupan orang orang dewasa yang berpikir bahwa dirinya yang merasa benar. Orang yang merasa benar ini menganggap dirinya paling sempurna dan paling benar. 

Padahal manusia merupakan mahluk sempurna yang diciptakan Tuhan dengan kapasitasnya yang memiliki hasrat, hati nurani serta insting seperti hewan, namun dilengkapi dengan akal pikiran. 

Sehingga tindak tanduknya serta perilakunya merupakan sebuah bentuk manifestasi ketika insting dan naluri berkata, namun dikontrol dan dikendalikan dalam pikiran. Pada akhirnya manusia bersikap merupakan bentuk keputusan pemunculan identitas terbaik dan kebijakan dari segi pengetahuan disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Sebagai contoh, manusia memiliki insting untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupannya. Namun kondisi yang ada manusia diciptakan hanya untuk hidup beberapa tahun saja. 100 Tahun hitunglah paling lama, itupun juga sudah diusahakan dengan obat obatan penunjang dan gaya hidup sehat. Namun bagaimana caranya manusia tetap eksis dan ada hingga sekarang. Ya hanya dengan cara menikah dan memilki keturunan.

Insting manusia untuk melakukan perkawinan agar dapat menajga keturunannya dan menjadi penghuni bumi yang tetap ada hingga sekarang, sebenarnya sudah muncul dari sejak manusia mengalami pubertas. Usia manusia saat pubertas muncul di angka 8-17 tahun, rata rata. Namun kondisi manusia untuk memiliki keturunan dan melanjutkan kehidupan di Bumi ini tidak selalu mulus jalannya.

Sumber : Google.com
Sumber : Google.com

Ketika memasuki usia dewasa, kemudian manusia mengalami perubahan dari dirinya, misalnya bertumbuhnya payudara pada wanita dan terjadinya proses ereksi pada laki laki, ada banyak sekali factor yang menyebabkan mereka tidak dapat melanjutkan keturunan. Misalnya belum dapat memiliki pasangan yang baik, belum lagi dengan kondisi psikologis tertentu seperti trauma pada kehidupan masa lalu. Atau adanya perceraian ditambah kondisi penyakit bawaan juga dari segi kesehatan. Sehingga menyebabkan orang tersebut tidak dapat melakukan perkawinan.

 Akhirnya orang yang belum dapat melakukan perkawinan tersebut menunda dan tidak memiliki keturunan. Namun bagaimana caranya mereka melampiaskan hasrat yang ada dan alami secara muncul dalam diri mereka.

Dalam keputusan terbaik manusia sesuai dengan kebijakan dan pengetahuan, pengalaman serta kesadaran yang mereka miliki. Beberapa orang akan memilih melampiaskan hasrat yang memuncak itu dengan masturbasi saja, yaitu melepaskan hasrat seksual hanya dengan diri sendiri, tidak melakukan hubungan intim.

Ada yang kurang puas hanya dengan masturbasi dan memilih menggunakan alat bantu seks, namun dilakukan diam diam. Dan yang terakhir, ada juga beberapa manusia yang melampiaskannya ke pasangan yang bukan halal, misalnya menyewa pekerja seks. Sedangkan beberapa yang tidak memiliki uang, memilih melakukan pelecehan dan pemerkosaan kepada orang orang yang mudah ditipu daya. Ada yang memilih juga melakukan steril supaya hasratnya tidak kembali muncul dan pada akhirnya tidak menikah seumur hidupnya. Bentuk manusia bersikap inilah yang disebut sebagai manifestasi hasil pikiran dan pengetahuan yang dimilikinya. Namun lagi lagi, manusia dengan sikap egoisnya bertindak seperti anak kecil yang tadi berkelahi, yaitu dengan pembenaran perilakunya sesuai dengan kondisi yang ada pada mereka.

Lalu dengan pilihan dan keputusan terbaik manusia versi dirinya masing-masing, apakah kita masih perlu saling menyalahkan dan berkelahi untuk menentukan siapa yang paling terbaik dan yang terburuk. Supaya kita dapat peran terbaik dan tidak menjadi orang yang menjalankan peran buruk. Padahal dilihat secara kondisi dan situasi yang terjadi, bisa saja beberapa pemerkosaan terjadi karena adanya ketidaksadaran dari pihak pemerkosa. Ada bahkan kasus dimana pemerkosa dan yang diperkosa melakukan hal keji tersebut karena sama sama suka. Atau bahkan orang yang menggunakan alat bantu seks diam diam karena sebelumnya pernah menikah dan sudah melakukan aktivitas seksual, sehingga tidak cukup jika hanya bermasturbasi. Atau orang yang melampiaskan hasratnya kepada pekerja seks, tidak serta merta mereka menjadi pelaku utama, tentu pastinya hal ini tidak akan terjadi jika tidak ditawari jasa pekerja seks yang berupaya memenuhi kebutuhan keluarga dengan terpaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun