Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya langkah-langkah yang lebih proaktif dalam pengawasan ujian seleksi mandiri berbasis online. Perguruan tinggi harus bekerja sama dengan penyedia platform ujian untuk meningkatkan sistem keamanan yang mampu mencegah akses oleh orang asing atau penyusup ke dalam ruang ujian.
Selain itu, gangguan teknis menjadi kendala dalam pelaksanaan ujian online. Putusnya koneksi internet atau kegagalan sistem dapat mengganggu jalannya ujian dan mempengaruhi pengalaman peserta. Ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam penilaian hasil ujian, terutama bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah yang sulit untuk mendapatkan koneksi internet yang stabil ataupun bagus.
Dalam kondisi ujian seleksi mandiri berbasis online, juga perlu dipertimbangkan keterbatasan dalam penilaian. Ujian online mungkin tidak mampu secara menyeluruh mengukur kemampuan dan potensi calon mahasiswa. Â Karena bisa saja kemampuan mereka menjawab soal-soal yang ada bukan dari potensi diri mereka sendiri, melainkan berasal dari orang lain ataupun joki. Aspek-aspek seperti kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dinilai melalui interaksi langsung dalam ujian offline.
Meskipun terdapat berbagai polemik yang mengelilingi ujian seleksi mandiri berbasis online di perguruan tinggi negeri, ada beberapa solusi yang dapat diusulkan. Salah satunya adalah kombinasi antara ujian online dan offline, di mana calon mahasiswa dapat mengikuti ujian online untuk mengerjakan sebagian sub tes ujian dan kemudian melanjutkan dengan ujian offline yang melibatkan interaksi langsung. Pendekatan ini dapat menggabungkan keuntungan dari kedua metode dan membantu mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam ujian mandiri online.
Selain itu, perlu adanya peningkatan pengawasan melalui teknologi canggih yang dapat mendeteksi dan mencegah praktik kecurangan. Penggunaan software dan algoritma cerdas dapat membantu memantau aktivitas peserta selama ujian, mengidentifikasi pola yang mencurigakan, dan memberikan laporan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran.
Polemik ujian seleksi mandiri berbasis online di perguruan tinggi negeri menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam menerapkan sistem ini. Ketidaksetaraan akses, kekhawatiran keamanan, pengawasan yang sulit, gangguan teknis, dan keterbatasan penilaian menjadi perhatian utama.
Perguruan tinggi negeri harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk menciptakan pengalaman ujian yang adil, aman, dan efektif bagi calon mahasiswa. Penting juga untuk melibatkan stakeholder terkait dalam mengambil keputusan terkait implementasi sistem ujian seleksi mandiri berbasis online, sehingga pendapat dan masukan dari berbagai pihak dapat diperhitungkan.
Dengan kesadaran yang mendalam tentang polemik ini, tentu kita dapat membangun landasan  dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas sistem ujian seleksi mandiri berbasis online di perguruan tinggi negeri. Tujuan utamanya tetap memberikan kesempatan yang setara bagi semua calon mahasiswa untuk mengejar pendidikan tinggi dengan adil dan bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI