Silat atau Silek dalam bahasa Minangkabau adalah seni bela diri Minangkabau yang diwariskan secara turun-temurun. Silek diajarkan kepada para pemuda Minangkabau di surau.
3. Sebagai tempat konsultasi
Nabi SAW pernah bersabda: "Barangsiapa ingin melakukan sesuatu kemudian bermusyawarah dengan seorang muslim, maka Allah akan memberinya baptisan untuk memilihkan yang terbaik baginya."Â Musyawarah menjadi dominan dalam membangun suku, bangsa dan negara.
Sebelumnya, surau berperan penting dalam mewujudkan masyarakat Nan Sakato yang berarti masyarakat yang bersatu, rukun, rukun. Artinya masyarakat Minangkabau harus menjadi masyarakat yang hidup rukun tanpa banyak konflik pendapat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Keberadaan Surau Saat Ini
Dalam keadaan sekarang, surau tak lagi berperan sebagai dasar dalam membangun karakter anak Minangkabau. Surau tidak lagi digunakan sebagai tempat tinggal anak laki-laki Minangkabau, tetapi sebagai tempat pelestarian dan transmisi adat dan budaya Minangkabau lainnya. Kalaupun surau saat ini masih digunakan untuk mengaji atau di taman pengajian. Hal ini bukan tanpa alasan, karena salah satu penyebab kemunduran keberadaan surau adalah perubahan pola migrasi masyarakat Minangkabau. Saat ini, mereka yang telah pergi ke luar negeri tidak kembali ke kampung halamannya bahkan setelah mereka menikah dan memiliki anak. Hal ini sangat berbeda dengan pola migrasi di masa lalu, dimana laki-laki Minangkabau yang sukses di perantauan kembali ke kampung halamannya dan kemudian berperan dalam keluarga ibunya.
Perubahan pola migrasi secara tidak langsung mempengaruhi fungsi surau di Minangkabau, seperti perubahan sistem kekeluargaan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, dimana anak laki-laki tidak lagi tidur di surau karena sudah disediakan kamar di rumah orang tuanya masing-masing. . Jika terjadi perubahan pola migrasi orang Minangkabau, anak laki-laki kelahiran asing yang sudah puber tidak akan tidur di surau. Hal ini juga dilakukan oleh penyebar "Islam" di Minangkabau, yaitu Syekh Burhanuddin. Dengan sokongan dan bantuan para sahabatnya yakni Idris, Khatib Majalelo, Syekh  Burhanuddin membangun surau sebagai pusat pendidikan Islam di Tanjung Medan, Ulakan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H