Mohon tunggu...
Maya Selawati Dewi
Maya Selawati Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Grafika Penerbitan, Program Studi Jurnalistik/Penerbitan

Teruslah Bergerak, Berdampak, dan Menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Arti Bahagia Itu Apa Sih?

4 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 4 Maret 2024   23:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata "bahagia", seringkali kita mengaitkannya dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Contohnya seperti harta, materi, jabatan, popularitas, kekuasaan, dan lain-lain. Padahal, bahagia lebih fundamental daripada itu lho.

Memang, adakalanya hal yang bersifat duniawi bisa menjadi salah satu penyebab kebahagiaan. Tapi jika digali lebih dalam, ternyata sebabnya lebih sederhana daripada itu semua.

Sebelum membahasnya, kita simak dulu yuk definisi bahagia secara harfiah. Dalam KBBI, bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan). Bahagia juga diartikan sebagai perasaan senang dan beruntung ketika mendapatkan suatu hal.

Dari definisi tersebut, bisa kita simpulkan bahwa kebahagiaan itu sifatnya abstrak. Bahagia lahir dari dalam diri kita, tepatnya di hati dan perasaan masing-masing.

Ilustrasi mencari kebahagiaan. Foto: pexels
Ilustrasi mencari kebahagiaan. Foto: pexels

Rasa bahagia muncul ketika seseorang mengupayakannya. Terkadang, rasa itu juga muncul ketika didukung oleh sebab eksternal lain. Tapi balik lagi, asal-muasalnya tetap dari dalam diri kita.

Maka, bahagia itu bisa dikontrol lho. Bahagia itu bisa diraih dan diupayakan. Namun, tahukah kamu dengan cara apa bahagia tersebut bisa kita dapatkan?

Jawabannya adalah dengan mengenal takdir Allah SWT. Kita semua tahu bahwa Allah adalah sebaik-baiknya perencana. Setiap garis takdir yang Allah tetapkan pasti yang terbaik dan ada hikmahnya. Ga percaya?

Coba deh kamu renungin lagi, berapa banyak doa yang sudah Allah kabulkan untukmu. Mungkin, pekerjaan kamu saat ini adalah salah satu doa yang sudah Allah kabulkan. Capaian pendidikanmu adalah harapan yang pernah kamu panjatkan. Kesehatanmu saat ini adalah sesuatu yang pernah kamu mintakan. Dan masih banyak hal lainnya.

Ilustrasi bahagia. Foto: unsplash
Ilustrasi bahagia. Foto: unsplash

Ketika kita menyadari bahwa takdir Allah adalah yang terbaik, kita tidak akan merasa risau. Akan selalu tertanam keikhlasan dalam hati kita. Menerima semua takdirnya, baik yang kita sukai ataupun tidak.

"Oh iya, Allah sudah takdirkan. InsyaAllah ada hikmah di baliknya."

Dengan menanamkan pemikiran tersebut, hati kita akan damai dan tentram. Sesuai bukan dengan definisi bahagia menurut KBBI tadi?

Mengenai takdir Allah ini, Surat Al-Baqarah ayat 216 telah menjawabnya dengan gamblang bahwasanya semua takdir Allah itu baik. Ketika kita menyukai sesuatu, boleh jadi hal itu tidak baik untuk kita. Begitu pun sebaliknya. Allah SWT berfirman yang artinya:

"...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu."

Jadi udah deh, nurut aja sama Allah. InsyaaAllah semua skenario-Nya pasti terbaik kok untuk kita. Kalau kita paksakan jalani skenario sendiri, nanti malah amburadul lho. Karena sejatinya pengetahuan manusia terbatas, sedangkan Allah tidak.

Tidak perlu risau berlebihan terhadap sesuatu yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. Belajarlah untuk ikhlas, menerima semua ketetapan-Nya.

Ilustrasi kebahagiaan. Foto: unsplash
Ilustrasi kebahagiaan. Foto: unsplash

Kalau mau marah pun untuk apa? Kan semua ketetapan yang Allah kasih itu sudah tertulis di lauhul mahfudz, bahkan sebelum dunia dan alam semesta ini diciptakan.

Cobalah untuk ikhlas menjalani kehidupan ini sebagaimana telah Allah takdirkan. Berperasangka baiklah kepada Allah dan yakini pasti akan ada hikmah di balik setiap permasalahan yang ada.

Sebab, Allah itu mengikuti perasangka hamba-Nya lho. Kalau kita berperasangka baik, pasti Allah berikan yang baik pula. Sebaliknya, jika kita berperasangka buruk, maka Allah akan berikan yang buruk pula.

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW.

Sesungguhnya Allah berfirman, "Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari." (HR Bukhari dan Muslim)

Yakini satu hal bahwa yang ciptakan kita itu Allah, yang ciptakan masalah itu Allah, dan yang bisa menyelesaikannya hanya Allah. Maka, tidak ada dzat atau makhluk lain yang bisa kita mintai pertolongan kecuali hanya Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun