Tak usah jauh dengan peralatan teknologi yang tentu belum tersalurkan, area ajar mengajar saja seperti bangunan sekolah, meja dan bangku masih banyak yang jauh dari kata layak.
3. Profesionalitas Guru yang kurang
Kita semua mungkin pernah menjumpai beberapa Guru yang kurang profesional dalam mengajar di masa-masa kita bersekolah, banyak Guru yang kurang bertanggung jawab pada profesinya, ditambah banyak jam-jam kosong ata Guru yang sengaja tidak masuk kelas, atau dengan Guru yang mengajar membawa masalah kehidupannya ke sekolah sehingga kegiatan ajar mengajar menjadi terganggu, sudah seharusnya hal itu tidak perlu terjadi.
Tetapi karena profesionalitas yang kurang, akhirnya peserta didik hanya harus terima 'seadanya' dalam kegiatan pembelajaran.
4. Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, karena kurikulum ini dijadikan sebagai acuan untuk mengajar.
Dewasa ini banyak beredar di media sosial, tentang seorang murid yang mengeluhkan kurikulum pembelajaran Indonesia "ganti menteri,ganti kurikulum" singkatnya begitu.
Ya, memang kita tidak dapat menutup mata dan telinga pada hal tersebut, pasalnya kurikulum yang di ganti-ganti tidak efektif bagi siswa, beberapa siswa mungkin bisa mengikuti hal tersebut dengan baik, tetapi sebagian besar mengeluhkan hal itu.
Pasalnya baru saja kita mengerti kurikulum lama yang di ganti, siswa harus mulai beradaptasi lagi dengan kurikulum yang baru. Dan masih banyak lagi hal yang harus di perbaiki dalam sistem Kurikulum Pendidikan di Indonesia.
 5. Dana pemerintah
Tidak jarang kita mendengar anak yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, tak jarang pula kita mendengar bantuan dana pemerintah yang salah penerimaanya.
Maka inilah salahsatu yang akan menjadi alasan kemunduran pendidikan di Indonesia, anak bangsa yang seharusnya mengenyam pendidikan dengan kualitas terbaik harus mengurungkan niatnya karena keterbatasan ekonomi.
Selain itu juga, terlahir dari habit para Petinggi yang merangkap menjadi pejabat dan penjahat, yang tidak segan mengambil hak milik oranglain, atau dengan lain disalah gunakan dengan cara korupsi, masih marak sekali oknum yang tidak bertanggung jawab pada pendistribusian khusus untuk pendidikan terutama dari sarana dan prasana sekolah.
Terutama ialah anggaran yang diberikan kepada setiap sekolah di Indonesia, yang nilainya masih kalah jauh dengan negara lain untuk urusan pendidikan.