Mohon tunggu...
MAYA NURULALFIANTI
MAYA NURULALFIANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Halo! saya adalah seseorang yang penuh semangat menjalani hidup. Saya suka kucing, saat ini saya punya 4 kucing. Saya juga akan senang berjalan-jalan melihat pemandangan alamm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Memaksimalkan Potensi Tanaman Lokal dalam Mengurangi Risiko Banjir

7 Mei 2024   15:32 Diperbarui: 7 Mei 2024   15:50 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pulau jawa akhir-akhir ini diterpa hujan angin yang cukup berintensitas cukup tinggi. Seperti halnya yang terjadi dikota semarang, Jawa Tengah hampir dalam sehari terjadi hujan dari intensitas sedang hingga intensitas tinggi. Menurut Endro Pundyo Martantono selaku kepala BPBD terdapat beberapa titik wilayah yang terkena banjir yaitu kecamatan genuk, Semarang utara. Semarang Timur, padurungan, gayam sari, dan tugu. Hujan yang tak kunjung berhenti ini mengakibatkan terendamnya wilayah hingga tinggi antara 15-80 cm. Hal ini mengakibatkan terganggunya aktivitas warga, bahkan terlihat dibeberapa titik terdapat kendaraan yang tidak bisa berjalan karena air masuk kedalam mesin. Penghijauan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi menjadi penyebab banjir tersebut. Seperti yang diketahui Semarang merupakan ibu kota jawa Tengah yang padat penduduk dan jarang ditemui lahan kosong karena banyak area yang dijadikan bangunan-bangunan tempat tinggal hingga pabrik-pabrik.

Lingkungan sendiri diartikan sebagai tempat/media makhluk hidup dalam bertahan hidup seperti tinggal, bekerja, memiliki keturunan, serta aktivitas lainnya untuk melangsungkan hidupnya. Aktivitas manusia ini menimbulkan interaksi dengan lingkungan sekitarnya yang disebut ekosistem. Namun ada kalanya lingkungan ini terganggu baik dari aktivitas manusia maupun alam sehingga berdampak pada ekosistem memburuk karena interaksi komponennya terganggu. Maka diperlukan solusi yang efektif dalam penanganannya. Dalam hal ini banjir menjadi faktor penyebab kerusakan lingkungan berasal dari aktivitas alam yang berakibat terganggunya ekosistem yang berlangsung didalamnya. Penghijauan menjadi salah satu solusi yang ditawarkan dalam masalah ini, mengingat hal ini merupakan langkah mudah namun memiliki efek menguntungkan dalam jengka panjang.

Penghijauan merupakan suatu kegiatan yang diadakan baik individu maupun beberapa orang yang tidak dibatasi jumlahnya dalam rangka penanaman pohon disuatu lahan yang sudah disepakati dan bukan merupakan Kawasan hutan.  Penghijauan dapat dijadikan solusi dalam menangani bencana banjir. Ketika banyak ditemui pepohonan, maka akar dari pohonan dapat berfungsi untuk menghambat kelebihan air hujan sehingga dapat memperlambat air hujan masuk kedalam rumah warga.

Menurut saya upaya penghijauan ini memberikan dampak positif dalam penanganan banjir utamanya didaerah perkotaan yang rawan terkena banjir karena beberapa pertimbangan. Pertama, penanaman tanaman ini sangat mudah dilakukan oleh siapapun dan hasil pengerjaannya tidak membutuhkan banyak tempat diluar ruangan. Tanaman hanya membutuhkan perawatan yang baik seperti air, nutrisi, dan pencahayaan yang cukup.

Kedua, adanya penanaman tanaman dapat menghasilkan nilai ekonomi ketika dimanfaatkan dengan bijak seperti kerajinan, vas bunga, piring, kursi, meja, dan sebagainya. Selain itu, buahnya juga dapat dimakan secara langsung ataupun dijual.

Ketiga, memiliki banyak dampak positif lain bagi lingkungan seperti mengurangi polusi udara sehingga udara menjadi lebih bersih, menghasilkan oksigen yang meyejukkan, menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup, dapat meredam kebisingan kendaraan, selain itu juga dapat mencegah longsor.

Penghijauan ini dapat dijadikan solusi dalam menangani kebanjiran didaerah yang rawan terkena banjir. Kesadaran warga dibutuhkan untuk ikut berkontribusi menanam pohon utamanya didaerah yang rawan terkena banjir. Pemerintah juga memiliki kontribusi yang besar dalam pelaksanaannya seperti penyediaan lahan terbuka untuk penanaman tanaman. Pemerintah dan warga harus saling bergotong royong melakukan penghijauan agar hasilnya maksimal.

Menurut artikel yang berjudul "Pemanfaatan Bmbu Sebagai Solusi Permasalahan Karst dan Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Widiombo Geopark" yang publish di conference paper pada bulan Maret tahun 2014 oleh Aristya Wiracitra A. Wardani dan Yulianto P. Prihatmaji menunjukkan bahwa terdapat tanaman lokal yang dapat dijadikan Solusi mangatasi berbagai masalah lingkungan utamanya banjir dan longsor, selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi warga sekitar.

Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam sudah seharusnya kita dapat mengolah dan mengoptimalkan pemanfaat sumber daya alam tersebut sebaik mungkin terutama untuk kepentingan bangsa sendiri. Selain itu kita juga harus menjaga sumber daya alam tersebut agar tetap lestari dan dan tidak punah agar dapat dinikmati manfaatnya bagi kita dan generasi yang mendatang.

Bambu sebagai tanaman lokal penangkal banjir

Menurut hasil penelitian artikel tersebut menyebutkan Karena kekayaan geologi karstnya, Pegunungan Sewu di sekitar Pantai Wediombo direncanakan sebagai kawasan geopark. Namun, kawasan ini menghadapi beberapa masalah, termasuk kekeringan, penambangan liar, dan penebangan hutan, dan konturnya yang berbukit meningkatkan kemungkinan longsor. Maka dari itu perlu adanya upaya masalah tersebut salah satunya dengan penanaman bambu.

Bambu lebih disukai daripada pohon kayu karena mereka dapat hidup di tanah yang kering, tumbuh lebih cepat (3-5 tahun) dibandingkan pohon kayu (10--20 tahun), menyerap 90% air hujan, dan akarnya dapat mencengkram tanah, mengurangi risiko longsor. Bambu juga dapat diolah menjadi berbagai produk yang disukai hingga di pasar mancanegara.

Berdasarkan artikel yang dikutip dari riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tanaman bambu dapat dimanfaatkan dalam pencegah banjir. menurut Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI batang tanaman bambu cukup baik dalam menyerap air karena memiliki sifat kapiler dan mampu menampung air berlebih, sehingga pada musim kemarau air dapat dialirkan kembali ketanah dan akan timbul mata air. Selain itu, menurutnya akar tanaman bambu mampu mengikat permukaan tanah sehingga berkurangnya risiko longsor dan erosi.

Sedangkan menurut Elizabeth A Widjaja selaku Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI tanaman bambu memiliki berbagai manfaat seperti, mencegah banjir, longsor, selain itu air juga dapat dikonversikan oleh tanaman ini.

Dengan adanya penanaman bambu juga memiliki dampak ekonomi yang baik bagi Masyarakat seperti digunakan dalam bentuk yang sederhana untuk ajir tanaman, pagar, penahan atap, dinding, penahan bangunan (scaffolding), dan lain-lain. Penggunaan ini lebih murah daripada pengolahan tradisional dan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Dengan adanya penghijaun dengan penanaman pohon bambu ini akan mengurangi potensi terjadinya banjir sehingga ekosistem yang ada didaerah rawan terkana banjir utamanya akan terjaga karena interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya saling menguntungkan. Untuk itu selain dibutuhkan kemauan dalam melakukan penghijauan kita juga harus mau dalam merawatnya agar potensi banjir berkurang serta tercipta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman.

Pemilihan tanaman bambu di lokasi 

Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat membantu pencegahan bencana alam. Bukan hanya bambu beberapa tanaman seperti aren, kelapa, dan pinang juga baik untuk menata air tanah. Namun pada pegunungan sewu ini dipilih bambu karena beberapa pertimbangan.

Tanaman bambu yang rapat dapat mengurangi erosi dengan mengikat tanah di lereng. Pada lokasi pegunungan sewu ini banyak ditemui lereng, dengan akar serabutnya yang kuat dan mampu tahan terhadap terpaan angin sehingga dapat hidup baik di daerah pegunungan.

Bambu sangat baik dalam menangani masalah kekurangan air tanah karena dapat menyerap 90% air hujan. Oleh karena itu Ketika debit air yang tinggi tanaman bambu ini dapat menyerap banyak air sehingga meminimalisir terjadinya banjir.

Kawasan ini memiliki kelimpahan oksigen sebesar 35% lebih banyak daripada tanaman berkayu sehingga sangat baik untuk wisatawan karena udaranya tidak tercemar seperti diperkotaan.

Selain itu bambu tumbuh lebih cepat daripada kayu yaitu (3-5 tahun) dibandingkan pohon kayu (10-20 tahun) sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dalam proses pencegahannya.

Masyarakat dan pemerintah memiliki peran masing-masing dalam mendukung hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan peran berbagai pihak untuk terlibat. Tentu dampak yang diterima nantinya akan dirasakan oleh Masyarakat sendiri.

Dengan Langkah tersebut diharapkan Masyarakat dan pemerintah lebih lebih bersemangat gotong-royong membuat lingkungan yang lebih baik sehingga masyarakat merasa aman dan Sejahtera dalam menjalankan aktivitasnya karena sudah menyelesaikan persoalan lingkungan yang sebelumnya terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun